Setelah Teror Payudara dan 'Torpedo', Warga Pancoran Mas Dihantui Begal Bokong

Selasa 14 Jan 2020, 17:26 WIB
Gang jalan lokasi yang sepi dan gelap menjadi tempat pelaku begal bokong beraksi leluasa (angga)

Gang jalan lokasi yang sepi dan gelap menjadi tempat pelaku begal bokong beraksi leluasa (angga)

DEPOK – Setelah diteror pelaku begal payudara serta pria yang mengeluarkan kelaminnya di tempat umum, kini warga khususnya para ibu rumah tangga resah lantaran berkeliaran pelaku begal bokong (pantat).

Peristiwa begal bokong (pantat) ini terjadi di Jalan RD Sukarma RT.03/03, Rangkapan Jaya Baru (RJB), Pancoran Mas Kota Depok, yang menjadi sasaran aksi pelecehan seksual dengan korban para ibu-ibu rumah tangga terjadi pada saat sedang berangkat keluar rumah membeli sayuran.

Salah satu korban Ya (43). Ibu rumah tangga  ini saat jalan sendiri usai membeli sayuran di warung ibu Imah, tiba-tiba dari arah belakang seorang pria pengendara motor meremas bokongnya dari belakang.

"Saya kaget dan sumpah serapah keluar ke pelaku, yang langsung  kabur ke arah komplek Marinir, perbatasan Pancoran Mas dengan Limo. Kejadian waktu itu tepat sekitar pukul 6.30 WIB," ujarnya kepada Poskota saat disambangi ke rumah dekat dari lokasi kejadian, Selasa (14/1/2020).

Ibu dua anak istri dari Mansyur (49) ini setelah kejadian merasa takut dan tidak berani keluar sendiri untuk beli sayur. "Trauma saya setelah kejadian itu takut terulang lagi karena pelaku masih berkeliaran menghantui para ibu-ibu di lingkungan,"tambahnya.

Sementara itu berdasarkan keterangan Ya, ternyata korban begal bokong tidak hanya dirinya, tapi ada beberapa korban lain  dengan kejadian serupa di lingkungan.

"Tercatat dalam sebulan ini korban sudah ada lima ibu-ibu yaitu Saya, Y, M, Mn, dan satu lagi ibu Dokter yang tinggal di komplek perumahan masih satu RT," ungkapnya.

"Ciri-ciri pelaku menggunakan jaket ojek online, berbadan kurus postur tubuh tinggi serta mengenakan helm. Sedangkan motor yang digunakan menggunakan Honda Beat hitam, " tuturnya.

Mansyur suami Y, mengungkapkan keresahan di kalangan ibu-ibu rumah tangga yang ada di RT3/3 ini menjadi perhatian khusus para bapak-bapak yang  berencana menangkap pelaku.

"Sedang kita pikirkan di kalangan bapak-bapak bagaiamana cara bisa menangkap pelaku. Kesulitan yang ada tidak ada rekaman cctv di rumah warga karena lingkungan pemukiman perkampungan," tuturnya. "Mayoritas para korban termasuk istri tidak membuat laporan ke polisi karena malu. Jadi hanya dishare ke group warga. Kebetulan juga di dalam group itu ada anggota polisi menghimbau agar hati-hati lagi dan kalau bisa ibu-ibu ditemani bapaknya saat mau belanja sayur di pagi hari."

Terpisah Ketua RT 3/3, Rohmat mengatakan keresahan warganya khusus para ibu-ibu terhadap aksi pelecehan megang bokong sudah dalam kurun waktu 2 - 3 minggu belakang ini.

"Pelaku masih belum ketangkap, kita imbau kepada ibu-ibu jika belajar sayur saat masih gelap pagi-pagi bisa ditemani suami, untuk  antisipasi hal serupa terjadi,"ujarnya.

Terkait kejadian ini Rohmat telah memberitahukan secara lisan ke anggota Bhabinkamtibmas setempat bapak Sunarto untuk mendapat perhatian khusus.

"Belum dilaporkan secara resmi ke Polsek Pancoran Mas lantaran korban malu, rata-rata para korban hanya bercerita ke suami masing-masing," tuturnya.

Sebagai Ketua RT Rohmat berharap ada perhatian khusus dari anggota Binmas maupun Babinsa untuk sesekali melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian.

"Lokasi kejadian situasi jalan sepi memungkinkan pelaku untuk beraksi leluasa," tutupnya. (angga/tri)

News Update