SAMIJAN, 25, bukan orang Jepang, tapi nyalinya seperti Saudara Tua. Malu harus ditebus dengan nyawa. Bayangkan, hanya ketahuan istrinya sedang selingkuh dengan wanita lain, langsung saja memilih bunuh diri. Dosanya jadi ganda, ya dosa selingkuh, ya dosa menghilangkan nyawa sendiri.
Bagi orang Jepang, bunuh diri karena menutup rasa malu, sudah merupakan hal biasa. Kalau tak berani bunuh diri, ya mundur dari jabatannya.
Beda dengan bangsa kita, jika gagal sebagai pejabat publik, diminta mundur paling-paling beralasan, mundur takkan menyelesaikan persoalan. Jika terpaksa harus gantung diri, paling-paling di dahan pohon tomat atau kencur.
Samijan warga Surabaya, Jawa Timur, termasuk lelaki “pemberani”, bermain-main dengan nyawa sendiri, meskipun di minimarket tidak dijual itu barang. Padahal sekali lepas itu nyawa, takkan balik lagi. Ketika sudah berhenti jadi orang, kalau lelaki dapat gelar almarhum, kalau wanita ya almarhumah.
Dalam usia seperempat abad, dia punya bini lebih tua darinya, namanya Esti, 28. Anak baru satu. Tapi rupanya dia kurang bahagia dalam rumahtangganya, sehingga kemudian mencari tokoh alternatif, untuk dijadikan WIL, yang bisa dijowal-jawil.
Namanya Titik, orangnya lebih cantik ketimbang istri sendiri. Tentu saja setromnya lebih full, seperti tegangan listrik rumah dekat gardu PLN.
Tapi rupanya Samijan jadi praktisi selingkuh perdana, sehingga mudah ketahuan. Dan itu benar-benar terjadi. Bukan kepergok saat adegan ranjang, hanya ada foto mesra dalam HP. Langsung Samijan diomeli habis-habisan oleh istrinya. “Kerja saja belum bener, kok berlagu pelihara WIL segala.”
Diomeli bininya seperti itu, Samijan hanya dieem seperti patung Reca Nggladag di Solo. Semaleman tak bisa tidur, menyesali nasibnya. Istri juga pisah ranjang, tidur di kamar lain.
Tapi esok paginya saat Esti habis salat Subuh, ditemukan Samijan sudah tergantung di dapur. Badannya sudah dingin, nyawanya sudah terlepas dari badan. Gegerlah warga setempat, Esti menangis karena jadi janda terlalu cepat.
Merasa malu karena memanjakan..kemaluan! (gunarso ts)