Pencarian 4 Korban Bencana Banjir dan Longsor di Bogor Dihentikan

Senin 13 Jan 2020, 16:50 WIB
Petugas hentikan pencairan 4 korban bencana longsor dan banjir.(ist)

Petugas hentikan pencairan 4 korban bencana longsor dan banjir.(ist)

BOGOR –  Tim tanggap bencana Kabupaten Bogor bersama Basarnas menghentikan proses pencarian tiga orang orang korban tertimbun longsor dan satu orang hilang karena hanyut terbawa derasnya arus Sungai Cidurian.

Keluarga para korban iklas atas keputusan tim tanggap bencana ini, karena sudah tidak memungkinkan lagi.

Keputusan Tim tanggap bencana, sudah atas persetujuan keluarga, RT dan RW setempat.

"Upaya pencarian jasad para korban bencana alam longsor dan banjir bandang kami dan Basarnas menghentikan prosesnya. Sudah ada persetujuan dari pihak keluarga," kata pembina Tim Tanggap Bencana, Brigjend (TNI) Novi Helmy Prasetya kepada wartawan di pendopo Bupati Bogor di Cibinong, Senin (13/1/2020).

Atas keputusan menghentikan pencarian jasad ini, maka Amri (38), Saroh (48) dan seorang balita bernama Cicih (8) warga Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Bogor dinyatakan hilang.

Begitu pula dengan Hilman, warga Kampung Parung Sapi, Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga, Bogor yang hanyut terbawa arus.

"Tim tanggap bencana berkonsultasi dengan pihak keluarga korban bencana alam. Keluarga sudah iklas," ujar Brigjend  Novi Helmy Prasetya.

Mantan Danrem 061 Surya Kancana (SK) Bogor ini menuturkan, setelah Tim Tanggap Bencana dan Basarnas memutuskan proses pencarian korban, maka pihaknya bersama keluarga dan warga langsung melakukan doa bersama bagi para korban.

"Karena yakin mereka yang belum ditemukan sudah meninggal dunia, maka kami mendoakan mereka," ujarnya.

Menurut Brigjen Novy, masa pencarian korban bencana alam longsor dan banjir bandang ini diperpanjang dari tanggal (8/1) menjadi (12/1).

Hal itu karena Tim Tanggap Bencana Kabupaten Bogor bersama Basarnas masih berupaya menemukan korban tertimbun longsor dan hanyut terbawa derasnya arus Sungai Cidurian.

Namun kendala di lapangan, hingga batas waktu, korban yang hilang tak ditemukan. "Tebalnya lumpur, banyaknya puing - puing bangunan disertai medan yang berat, menjadi faktor yang sulit dan berat," ungkapnya. (yopi/tri)

Berita Terkait

News Update