JAKARTA - Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan pendidikan keislaman.
Dalam kunjungannya ke Persatuan Emirat Arab (PEA) Jokowi disambut upacara kenegaraan di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Minggu sore (12/1) waktu setempat.
Turut mendampingi Presiden dalam upacara penyambutan kenegaraan dan pertemuan bilateral yaitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, serta Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis dan lainnya.
Presiden mengatakan PEA akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia, terutama di bidang investasi.
Presiden mengapresiasi kemajuan yang signifikan dalam hubungan kerjasama antara Indonesia dan PEA.
"PEA akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia, terutama di bidang investasi,” ucap Jokowi usai pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Mohamed bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan.
Sementara itu, Putra Mahkota mengatakan bahwa hubungan kedua negara masih dapat ditingkatkan. “Kita dapat memulai era baru hubungan kedua negara yang lebih erat,” kata Putra Mahkota Mohamed bin Zayed.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed juga menyaksikan pertukaran 16 perjanjian kerja sama antara delegasi Indonesia dan PEA.
Adapun perjanjian kerja sama tersebut terdiri atas 5 perjanjian antar pemerintah di bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.
Selain itu, terdapat pula 11 perjanjian bisnis antara lain di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar 22.89 miliar dolar AS atau sekitar 314,9 triliun rupiah.
Selain kerja sama ekonomi, Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia ingin menjadikan PEA sebagai mitra dalam pendidikan Islam yang modern, moderat dan penuh toleran.
“Hal ini sangat penting artinya bagi upaya mencegah ektremisme dan terorisme,” kata Presiden Jokowi.