SETELAH Jakarta banjir parah dengan korban tewas 30 orang, atas desakan pemerintah pusat, akhirnya Gubernur Anies Baswedan mau diajak kompromi. Dia mau menerima program normalisasi, tapi juga berat melepas naturalisasi. Akhirnya program itu jalan bareng, dan Gubernur Anies berkewajiban membebaskan lahan yang diperlukan.
Untuk mengatasi banjir ibu kota, ada dua konsep yang jadi polemik berkepanjangan, sementara banjir keburu datang. Baik normalisasi maupun naturalisasi sama-sama punya kelebihan dan kekurangan. Normalisasi program Gubernur Jokowi dan Ahok penerusnya, sementara naturalisasi ide Gubernur Anies sesuai janji kampanye dulu.
Normalisasi kali dengan pembetonan tanggul, air cepat mengalir ke laut, tapi lingkungan gersang dan biota kali tak bisa hidup di tanggul-tanggul beton. Sebaliknya naturalisasi dengan tanggul bronjong batu, air terserap pelan tapi biota kali bisa hidup di tanggul-tanggul kemasan batu kali tersebut. Yang penting tanpa penggusuran.
Ahok mengerjakan normalisasi baru selesai 16 Km, dari target 33 Km di kali Ciliwung. Sedangkan Anies tak mau melanjutkan karena dia lebih yakin dengan teori naturalisasi. Sayangnya, hampir 2,5 tahun menjabat program itu tak dikerjakan juga. Sampailah banjir besar 1 Januari 2020, dengan korban tewas 30 orang.
Sudah kepalang basah, pemerintah pusat mendesak Gubernur Anies agar normalisasi maupun naturalisasi Ciliwung dikerjakan serentak. Karena sama-sama membutuhkan perluasan kali, maka Gubernur Anies kebagian tugas untuk pembebasan lahan. Tak ada pilihan lain baginya, kecuali menerima.
Repot memang bagi Anies untuk mengatasi banjir Jakarta. Dia bisa menafikan program Basuki BTP rivalnya di Pilgub DKI, eh sekarang ketemu lagi Basuki….tapi Hadimulyono yang Menteri PUPR. Untung beliaunya menghargai konsepnya, sehingga baik normalisasi maupun naturalisasi bisa jalan bareng di Ciliwung.
Bagaimana nanti pengerjaannya? Biar sama-sama enak dan sama-sama konsepnya dihargai, seyogyanya tanggul kanan pakai normalisasi, dan tanggul kiri pakai naturalisasi. Konsekuensinya air yang mengalir jadi bingung, ikut arus tanggul beton atau meresap ke bumi pelan-pelan ke tanggul batu bronjongan? (gunarso ts)