SELALU bersyukur, itulah hakekat menjalani hidup. Ketika memperoleh rezeki, wajib bersyukur. Ketika mendapat musibah, juga harus bersyukur dan berbesar hati. Karena dua-duanya adalah ujian dari-Nya. Itulah petuah orang tua.
Warga Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, baru saja mendapat ujian diterjang banjir bandang. Banjir yang biasanya hanya dirasakan warga bantaran sungai atau penduduk di permukiman padat, kali ini dirasakan pula oleh orang kaya. Pejabat, pengusaha, selebritas, wakil rakyat, ikut merasakan.
Bedanya, kalangan ‘atas’ terkejut-kejut kala mendapat kado air bah di Tahun Baru 2020. Foto rumah mewah terendam banjir sebetis, pose seksi di tengah genangan air di dalam rumah, potret mobil mewah terendam air, berseliweran di dunia maya. Sayangnya, ada pula di antara mereka yang menambah caption umpatan bahkan sumpah serapah lantaran ikut terdampak banjir.
Sedangkan rakyat biasa, yang rumahnya terendam sebatas plafon, yang kasurnya hanyut, agaknya lebih tabah. Lebih bisa bersyukur karena jiwanya selamat, bersyukur masih diberi kesehatan meski harus menginap di halte busway dan sesekali ‘menepok’ nyamuk yang usil menggangu.
Nah, orang kaya mestinya bersyukur bisa mengungsi ke hotel, tidur nyenyak di kamar ber-AC dan tetap bisa makan enak. Tak perlu mengungsi di masjid, gedung sekolah atau halte busway, juga tak perlu menanti sumbangan nasi bungkus dan sembako.
Siapa yang mau mengalami musibah ? Pastinya tak ada yang mau. Tapi siapa yang bisa menolak bila Tuhan berkehendak. Siapa yang mampu menahan tumpahan hujan yang begitu besar. Orang sekaya pun, teknologi secanggih apa pun, tidak mampu mencegah kehendak Tuhan. Ujian kesabaran diberikan Yang Maha Kuasa tanpa melihat strata sosial. Sabar, berpikiran jernih dan tetap bersyukur di tengah musibah, serta merefleksi diri. Ada akibat, pasti ada sebab. (Ird)