Soal Natuna, Komisi I: Indonesia Harus Berani Tinjau Kembali Kerjasama dengan China

Rabu 08 Jan 2020, 15:35 WIB
Rudianto Tjen, anggota Komisi I DPR RI

Rudianto Tjen, anggota Komisi I DPR RI

JAKARTA –  Anggota Komisi I DPR  RI, Rudianto Tjen berharap agar pemerintah Indonesia  berani mengambil sikap dengan meninjau ulang semua kerjasama dengan China.

Rudianto mengatakan sikap tersebut perlu diambil jika Negara Tirai Bambu itu tetap 'ngeyel' soal Natuna.

"Kalau seandainya masih saja menurut kita itu masih "ngeyel" , pemerintah Indonesia harus berani mengambil sikap ya tentu saja meninjau kembali semua perjanjian atau kerjasama dagang atau apa saja yang kita lakukan dengn pemerintah China selama ini," ujarnya di Gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2020).

Dia menegaskan konflik Indonesia dengan China terkait Natuna merupakan persoalan kedaulatan negara. Upaya menjaga kedaulatan   dan kehormatan negara, imbuhnya, harus dilakukan pemerintah. 

Lebih lanjut politisi PDI Perjuangan ini menilai jika China masih berkeras mengakui Natuna sebagai bagian dari wilayahnya, pendekatan militer perlu dilakukan pemerintah Indonesia. 

"Jadi secara hukum nasional jelas bahwa kita berdaulat di Natuna dan di laut China selatan itu kan ZEE Indonesia. Secara hukum saya pikir seandaya China masih bermain main disana pendekatan militer adalah pilihan paling bagus yang harus kita lakukan. Karena secara hukum nasional dan internasional itu menjadi hak Republik Indonesia," tegas dia.

Rudianto menjelaskan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri tengah melakukan  penekanan-penekanan terhadap China. Dia berharap agar pemerintah China melunak dengan upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia.  

"Kita harapkan pelunakan pelunakan dari Tiongkok, itu sudah ada tapi memang, tuntasnya belum. Kita harapkan dalam waktu tidak terlalu lama masalah ini bisa tuntas. Kalau ini belum tuntas pihak negara sebalah masih main main sama republik kita saya pikir pendekatan operasi militer itu harus dilakukan untuk membawa wibawa bangsa republik kita," tutup dia. (ikbal/tri)

News Update