Pada China Mana Bisa Galak Wong Kita Utangnya Banyak

Rabu 08 Jan 2020, 06:15 WIB

SEMENJAK Susi Pujiastuti tak lagi jadi Menteri KKP, kapal pencuri ikan China kembali berani masuk perairan Natuna. Pemerintah kita menegurnya, tapi China klaim itu wilayahnya. Pasukan kita sudah siap bergerak, tapi sayang Menhan Prabowo minta cool saja. Maklumlah, bagaimana mau galak pada China, wong utang kita ke sana banyak.

Perairan Natuna yang berdekatan dengan Laut China Selatan, sudah lama diklaim RRC sebagai wilayah teritorialnya. Selama ini Indonesia – RRC adem ayem saja. Tapi sejak Susi tak lagi jadi Menteri KKP, kapal-kapal China berani masuk ke wilayah itu, untuk mencuri ikan. Kabarnya dalam sehari seribuan kapal asing masuk ke sana.

Sejak itu hubungan RI-RRC mulai memanas. China mengklaim kawasan Natuna masuk dalam nine dash line, yakni garis yang dibuat sepihak oleh China berdasarkan sejarah. Sama sekali tanpa melalui konvensi hukum laut di bawah PBB atau UNCLOS (Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea).
          
Padahal berdasarkan UNCLOS 1982 tersebut, perairan Natuna masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, yang China sendiri juga mengakui kesepakatan itu. Tapi anehnya, ketika kapal-kapal mereka masuk ke wilayah RI tak mau juga pergi dengan alasan teritorial miliknya. Bahkan kapal nelayan RI yang ke  sana diusirnya.

TNI kita sudah siap bergerak dan berangkat ke perairan Natuna. Tapi ironisnya Menhan Prabowo  malah terkesan lembek. Katanya, “Kita cool (santai) saja, sebab bagaimanapun China itu negara sahabat.” Ini berkebalikan saat kampanye Pilpres 2019 dulu. Beliaunya sampai menggebrak-gebrak meja, “Apa lagi kau bela-bela antek asing,” kata Prabowo waktu itu.

Padahal Presiden Jokowi sudah menegaskan, tak ada tawar-menawan dengan China. Tapi kelembekan Prabowo ada benarnya juga sih. Bagaimana kita mau galak dengan RRC, wong utang kita ke Negri Tirai Bambu itu banyak sekali, sampai Rp274 triliun. 

Lazimnya pada pemberi utang, kita orang serba kikuk menghadapinya. Dianya tak menagih, tapi kita berasa sendiri. Takutnya diumumkan di koran, sebagaimana orang nunggak cicilan rumah BTN.  (gunarso ts)

News Update