KASIHAN Ny. Hani, 37, dari Banyuasin, Sumsel, ini. Menikah lagi dengan duda Heru, 46, untuk mambangun kebahagia, eh….yang diperoleh malah penderitaan. Gara-gara dituduh ada main dengan bekas suami, Hernando, 40, Hani dihajar babak belur sampai BAB (Buang Air Besar).
Duda dan janda menikah lagi semata-mata karena ingin membangun kebahagiaan rumah tangga. Tapi tak semuanya bisa berhasil. Bila nasib sedang apes, malah dapat suami yang galaknya macam asu manak (anjing beranak). Jika sudah begini mending kembali ke status lama saja dah, jadi janda uik-uikk sebagaimana kata Titik Sandhora - Muchsin– penyanyi legendaris.
Hani sebetulnya sudah nyaman hidup menyendiri, setelah bercerai dengan Hernando. Sialnya, dia jadi janda kok masih cantik, sehingga banyak lelaki yang menguber-uber dirinya. Mau dijadikan istri lebih bagus, sekedar kencan bersama juga nggak apa-apa.
Dari sekian kontestan, terdapat seorang duda bernama Heru, yang orangnya santun dan seiman pula, ditambah ahli menata kata. Hani yang tadinya ingin tetap menjanda uikkkk-uikkkk entah sampai kapan, kini berubah pikiran. “Maju ekonominya, bahagia keluarganya,” begitu kata Heru saat berkampanye untuk menaklukkan Hani.
Dan faktanya, Hani akhirnya memang takluk, bertekuk lutut untuk Herman Heru. Mereka menikah secara sederhana, yang penting sudah halal sebagai suami istri. Namanya juga pengantin baru, di rumah mereka sering terjadi “serangan umum” yang tak pernah dilaporkan ke PBB di New York sana.
Tapi kebahagiaan Hani tak lama, hanya sekitar 5 bulan. Entah siapa yang jadi “setan doyan sambel” (main fitnah), tahu-tahu kok ada berita hoaks dengan judul: Hani selingkuh dengan suami lama. Heru menerima kabar itu menelannya mentah-mentah dan langsung dijadikan senjata untuk memojokkan istrinya.
Tentu saja Hani menolak tuduhan tersebut. Taruhlah disebut janda gatel, setelah ada suami Heru, kan sudah nggak gatel lagi. Jelas tuduhan suami ini sangat mengada-ada dan menjadi pembunuhan karakter baginya. “Mana buktinya jika aku selingkuh sama bekas suamiku?” tantang Hani.
Biasa, lelaki jika terpojok suka mau menang sendiri. Heru yang biasanya santun dan permainan logikanya bagus, karena emosi jadi ketahuan aslinya, suka main kasar. Langsung saja Hani dihajar habis, perut ditendang sampai BAB dadakan. Dalam kondisi babak belur lalu ditinggalkan begitu saja.
Dengan langkah termehek-mehek Hani lalu pergi ke Polsek Rambutan dengan mengusung pasal KDRT. Dia minta suaminya dituntut secara hukum. Dan sejak itu pula dia ingin kembali lagi sebagai janda saja, alias minta cerai, ketimbang bersuami malah makan hati.
Kata orang Surabaya, jadi janda ngentekna klasa lho. (gunarso ts)