PANGGILAN hati nurani untuk tetap aktif di bidang sosial kemasyarakatan begitu menguat dalam diri Aam Aminah,50, warga RW 02 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Kendati sibuk mengurus rumah tangga, ibu empat anak ini sejak puluhan tahun silam hingga sekarang tetap terjun di masyarakat. Diawali sebagai kader Posyandu, kader PKK RW, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), juga aktif di Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), pendamping Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan sebagainya. "Mungkin ini sudah jalan dan garis hidup saya untuk aktif di masyarakat. Saat masih kelas 3 di Madrasah Tsanawiyah (setara SMP), saya semula hanya bantu-bantu nimbang bayi dan balita di posyandu. Terrnyata berlanjut hingga sekarang," kenang Aam, panggilannya saat bincang-bincang dengan Pos Kota, baru-baru ini. Semula masih jarang datang ke posyandu, Aam lalu makin antusias untuk menimbang bayi dan balita di empat posyandu di RW 02 Kembangan Utara. Ia bersama petugas lapangan berjalan kaki sembari menggotong timbangan gantung ke beberapa posyandu. Saat itu wilayah Kembangan Utara masih dipenuhi kebon dan sawah sehingga kondisi sangat nyaman dalam menunjang tugas lapangan. Berkiprah di posyandu, Aam memilih di Seksi Keluarga Berencana (KB). Jadi selain rutin penimbangan bayi, di usianya yang masih belia ia berperan memburu ibu-ibu muda untuk menjadi akseptor KB. Sembari memberi penyuluhan tentang pentingnya ber-KB. Masih sedikitnya kader-kader posyandu di wilayah Kembangan, membuat sosok Aam remaja cepat dikenal warga. "Pertama kali bertugas mencari peserta KB, saya sempat grogi. Maklum saat itu saya masih 'bau kencur'. Tapi saya pede saja karena sebelumnya sudah digembleng petugas lapangan," kenang Aam yang saat kecil bercita-cita ingin menjadi guru. Pengalaman perdana bergelut dengan warga di posyandu menjadi penyemangat bagi Aam. Saat di bangku kelas 2 di Madrasah Aliyah (setara SMA), ia bergabung di Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan PKK RW 02 Kembangan Utara di Kelompok Kerja (Pokja) 3 yakni bagian administrasi PKK. BERHENTI SEKOLAH Hanya saja Aam harus rela berhenti sekolah karena ekonomi orangtua tidak mendukung. Tapi ia tak putus asa dan melanjutkan pendidikan ke jalur non formal yakni Paket C. Sebagai anak tertua, ia mengalah mundur agar keempat adiknya bisa tetap sekolah. Setelah tamat dari Paket C, pemilik zodiak Cancer ini tetap intens di kegiatan PKK. Bahkan berlanjut ke PKK di Kecamatan Kembangan dan ditunjuk sebagai Ketua Pokja 3. Aam juga aktif menimba berbagai ketrampilan antara lain kursus menjahit, komputer, bahasa Inggris, tata boga, menjadi peserta SIM gratis yang diadakan Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan sebagainya. Keterlibatan Aam sebagai kader posyandu dan seabreak aktivitas sosial lainnya tidak surut meski menikah. Terlebih sang suami tidak melarangnya untuk tetap aktif di masyarakat. Penggemar marawis dan musik dangdut ini hanya istirahat saat melahirkan dan 40 hari setelah itu langsung tancap gas. Tidak jarang karena tugas penting lapangan, ia membawa anaknya yang kala itu masih berusia sekitar enam bulan. "Saya sudah terlanjur mencintai dunia posyandu dan kegiatan sosial emasyarakatan. Misalnya membantu warga lansia tidak mampu maupun kaum dhuafa supaya bisa mendapat santunan yang layak dari pemerintah. Saya harus keliling kampung untuk mendata mereka. Menjadi suatu kebahagiaan bagi saya manakala warga tidak mampu itu bisa dibantu birokrat," ungkapnya. Puluhan tahun menimbang bayi dan tetap mencari akseptor KB hingga sekarang, Aam mengaku kerap geli karena beberapa bayi yang dulu ditimbang kini sudah membawa anak bahkan cucu sekalipun untuk ditimbang di posyandu. Baginya waktu berlalu dengan begitu cepat. PENGHARGAAN GUBERNUR Di sisi lain, Aam kerap mendulang berbagai prestasi dari pemerintah atas kiprahnya selama ini. Antara lain mendapat liontin emas dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada 2013 sebagai pembantu pembina KB (PPKB) teladan. Tahun sebelumnya juga menerima hadiah liontin emas sebagai PPKB RW masa bakti 22 tahun dari Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Ia juga diundang Wakil Presiden, Boediono pada 2011 dalam peringatan Hari Keluarga XVIII tingkat nasional di Bandung. Berbagai penghargaan ini dimaknai Aam sebagai kepercayaan, amanah dan dukungan pemerintah dalam menjalankan peran sosialnya sebagai kader di masyarakat. "Hidup itu 'kan tidak selamanya diukur dengan materi. Saya sangat bersyukur bisa membantu dan bermanfaat bagi orang lain," pungkasnya.(rachmi/ruh)

Aam Aminah, Aktivis Masyarakat Sejak Belia Buru Ibu Muda Ikut KB
Senin 04 Nov 2019, 08:12 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait

Seleb
Jenazah Almarhumah Aminah Cendrakasih dimakamkan di TPU Karet Bivak, Satu Liang dengan Mak Wok
Kamis 22 Des 2022, 10:15 WIB
News Update

EKONOMI
Besaran Bantuan KJP Plus Tahap 2 2025 Lengkap dengan Jadwal dan Syaratnya
04 Agu 2025, 23:02 WIB

EKONOMI
5 Industri Masa Depan yang Bisa Bikin Kaya Raya Menurut Timothy Ronald
04 Agu 2025, 21:43 WIB

JAKARTA RAYA
Suka Duka Pedagang Bendera di Bekasi, Didi Tinggalkan Cirebon dengan Membawa Harapan
04 Agu 2025, 21:32 WIB


Nasional
Resmi Buka UMK Digital Fest 2025, Telkom Pacu Semangat Go Digital untuk UMKM
04 Agu 2025, 21:08 WIB



JAKARTA RAYA
Polisi Tetapkan Penumpang Lion Air Berteriak Bawa Bom sebagai Tersangka
04 Agu 2025, 20:25 WIB

JAKARTA RAYA
Pengibaran Bendera One Piece Marak, Polisi dan Satpol PP Pantau Warga Jakpus
04 Agu 2025, 20:23 WIB


JAKARTA RAYA
Pengamat Nilai Wali Kota Bekasi Tak Paham Kewajiban Sediakan Angkutan Umum
04 Agu 2025, 20:09 WIB



JAKARTA RAYA
Bendera One Piece Terpasang di GOR Laga Satria Bogor, Begini Kata Dispora
04 Agu 2025, 19:45 WIB


HIBURAN
Erika Carlina Tolak Kunjungan DJ Panda Usai Melahirkan, DJ Bravy Ungkap Alasan di Baliknya
04 Agu 2025, 19:41 WIB

