Aam Aminah, Aktivis Masyarakat Sejak Belia Buru Ibu Muda Ikut KB

Senin 04 Nov 2019, 08:12 WIB

PANGGILAN hati nurani untuk tetap aktif di bidang sosial kemasyarakatan begitu menguat dalam diri Aam Aminah,50, warga RW 02 Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Kendati sibuk mengurus rumah tangga, ibu empat anak ini sejak puluhan tahun silam hingga sekarang tetap terjun di masyarakat. Diawali sebagai kader Posyandu, kader PKK RW, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), juga aktif di Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), pendamping Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan sebagainya. "Mungkin ini sudah jalan dan garis hidup saya untuk aktif di masyarakat. Saat masih kelas 3 di Madrasah Tsanawiyah (setara SMP), saya semula hanya bantu-bantu nimbang bayi dan balita di posyandu. Terrnyata berlanjut hingga sekarang," kenang Aam, panggilannya saat bincang-bincang dengan Pos Kota, baru-baru ini. Semula masih jarang datang ke posyandu, Aam lalu makin antusias untuk menimbang bayi dan balita di empat posyandu di RW 02 Kembangan Utara. Ia bersama petugas lapangan berjalan kaki sembari menggotong timbangan gantung ke beberapa posyandu. Saat itu wilayah Kembangan Utara masih dipenuhi kebon dan sawah sehingga kondisi sangat nyaman dalam menunjang tugas lapangan. Berkiprah di posyandu, Aam memilih di Seksi Keluarga Berencana (KB). Jadi selain rutin penimbangan bayi, di usianya yang masih belia ia berperan memburu ibu-ibu muda untuk menjadi akseptor KB. Sembari memberi penyuluhan tentang pentingnya ber-KB. Masih sedikitnya kader-kader posyandu di wilayah Kembangan, membuat sosok Aam remaja cepat dikenal warga. "Pertama kali bertugas mencari peserta KB, saya sempat grogi. Maklum saat itu saya masih 'bau kencur'. Tapi saya pede saja karena sebelumnya sudah digembleng petugas lapangan," kenang Aam yang saat kecil bercita-cita ingin menjadi guru. Pengalaman perdana bergelut dengan warga di posyandu menjadi penyemangat bagi Aam. Saat di bangku kelas 2 di Madrasah Aliyah (setara SMA), ia bergabung di Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) dan PKK RW 02 Kembangan Utara di Kelompok Kerja (Pokja) 3 yakni bagian administrasi PKK. BERHENTI SEKOLAH Hanya saja Aam harus rela berhenti sekolah karena ekonomi orangtua tidak mendukung. Tapi ia tak putus asa dan melanjutkan pendidikan ke jalur non formal yakni Paket C. Sebagai anak tertua, ia mengalah mundur agar keempat adiknya bisa tetap sekolah. Setelah tamat dari Paket C, pemilik zodiak Cancer ini tetap intens di kegiatan PKK. Bahkan berlanjut ke PKK di Kecamatan Kembangan dan ditunjuk sebagai Ketua Pokja 3. Aam juga aktif menimba berbagai ketrampilan antara lain kursus menjahit, komputer, bahasa Inggris, tata boga, menjadi peserta SIM gratis yang diadakan Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan sebagainya. Keterlibatan Aam sebagai kader posyandu dan seabreak aktivitas sosial lainnya tidak surut meski menikah. Terlebih sang suami tidak melarangnya untuk tetap aktif di masyarakat. Penggemar marawis dan musik dangdut ini hanya istirahat saat melahirkan dan 40 hari setelah itu langsung tancap gas. Tidak jarang karena tugas penting lapangan, ia membawa anaknya yang kala itu masih berusia sekitar enam bulan. "Saya sudah terlanjur mencintai dunia posyandu dan kegiatan sosial emasyarakatan. Misalnya membantu warga lansia tidak mampu maupun kaum dhuafa supaya bisa mendapat santunan yang layak dari pemerintah. Saya harus keliling kampung untuk mendata mereka. Menjadi suatu kebahagiaan bagi saya manakala warga tidak mampu itu bisa dibantu birokrat," ungkapnya. Puluhan tahun menimbang bayi dan tetap mencari akseptor KB hingga sekarang, Aam mengaku kerap geli karena beberapa bayi yang dulu ditimbang kini sudah membawa anak bahkan cucu sekalipun untuk ditimbang di posyandu. Baginya waktu berlalu dengan begitu cepat. PENGHARGAAN GUBERNUR Di sisi lain, Aam kerap mendulang berbagai prestasi dari pemerintah atas kiprahnya selama ini. Antara lain mendapat liontin emas dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada 2013 sebagai pembantu pembina KB (PPKB) teladan. Tahun sebelumnya juga menerima hadiah liontin emas sebagai PPKB RW masa bakti 22 tahun dari Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Ia juga diundang Wakil Presiden, Boediono pada 2011 dalam peringatan Hari Keluarga XVIII tingkat nasional di Bandung. Berbagai penghargaan ini dimaknai Aam sebagai kepercayaan, amanah dan dukungan pemerintah dalam menjalankan peran sosialnya sebagai kader di masyarakat. "Hidup itu 'kan tidak selamanya diukur dengan materi. Saya sangat bersyukur bisa membantu dan bermanfaat bagi orang lain," pungkasnya.(rachmi/ruh)

Berita Terkait

News Update