Pecahkan Rekor MURI, Pemuda Pancasila Tegaskan Perang Terhadap Narkoba

Selasa 29 Okt 2019, 23:58 WIB

JAKARTA - Pengucapan ikrar Sumpah Pemuda dan antinarkoba oleh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Pemuda Pancasila (PP) meraih Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). PP menjadi ormas dengan anggota terbanyak yang mengucapkan ikrar tersebut. Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) PP, Japto Soerjosoemarno menegaskan bahwa penghargaan dua rekor MURI yang diterima PP tersebut jangan hanya menjadi penghias dinding semata. "Melainkan harus menjadi pendobrak semangat, agar seluruh kader PP bisa meningkatkan kualitas diri," ujar Japto saat menerima penghargaan itu, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta. Ia menambahkan, komitmen awal berupa pengucapan ikrar harus ditindaklanjuti oleh perbuatan nyata, baik dalam hal antinarkoba maupun pengejawantahan nilai-nilai sumpah pemuda. “Kader Pemuda Pancasila harus menjadi pelopor jihad melawan narkoba, bukan malah menjadi korban apalagi bandar. Dimulai dari Pemuda Pancasila, kita bebaskan generasi muda Indonesia dari jurang Narkoba,” katanya. Senada dengannya, Wakil Ketua Umum PP yang juga Ketua MPR, Bambang Soesatyo menyatakan perang melawan narkoba merupakan sebuah keniscayaan. “United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) untuk urusan narkoba dan kejahatan, pada 2018 lalu melaporkan bahwa Indonesia bersama Australia, dan Malaysia, masuk dalam segitiga emas perdagangan metafetamin atau sabu,” ungkapnya. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2018, lanjutnya, sekitar 2,2 juta mahasiswa terpapar narkoba. Karenanya, diharapkan para kader PP bisa menjadi teladan bagi para pemuda lainnya. "Sehingga bukan hanya mampu menekan jumlah korban narkoba, melainkan bisa menghilangkan,” tutur pria yang akrab disapa Bamsoet ini. Sekjen MPN PP, H. Arif Rahman SH menyampaikan, dalam hal Sumpah Pemuda, para pemuda pada masa pergerakan tahun 1928 bisa menyadari arti pentingnya persatuan. “Yakni melalui pengakuan atas bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, Indonesia. Maka pemuda masa kini tak boleh mundur ke belakang dengan kembali terkotak-kotak dalam sekat SARA,” tegasnya. Nama besar Pancasila, kata Arif, yang bersanding dalam organisaasi Pemuda Pancasila tak boleh dianggap hanya menjadi pelengkap. "Melainkan sebagai penguat sekaligus meneguhkan perjuangan Pemuda Pancasila dalam menjaga Tanah Air tercinta," ujarnya. (ys)

Berita Terkait

News Update