ADVERTISEMENT

Pemkot Bogor dan JO Colas Tandatangani MoU Studi Kelayakan Trem di Kota Bogor

Jumat, 6 September 2019 16:20 WIB

Share
Pemkot Bogor dan JO Colas Tandatangani MoU Studi Kelayakan Trem di Kota Bogor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR –  Pemkot Bogor dan JO Colas Iroda Rail menanda tangani MoU tentang studi kelayakan Trem di Kota Bogor, di Balaikota Bogor, Jumat  (6/9/2019. Dengan di tanda tangannya kesepakatan ini, maka tim memiliki waktu sembilan bulan kedepan, untuk melakukan kajian. Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, modal transportasi Trem (transportasi modern masa depan) ini, akan menunjang LRT yang stasiun akhirnya di terminal Baranangsiang, Bogor Timur, Kota Bogor. MoU ini lanjut Bima, menandai di mulainya kajian ilmiah untuk tahapan pembangunan Trem. "Tim punya waktu sembilan bulan. Kajian ini nanti hasilnya menentukan langkah langkah pembangunan trem terkait jalur kelayakan jalan. Mulai dari kapasitas jalan, daya angkut, lebar rel, panjang rel dan pembiayaan yang di butuhkan," kata Bima. Terkait tracknya melewati jalur mana, Bima belum bisa menjawab. Hal ini karena kajiannya belum selesai. Yang pasti, Trem ini di perlukan untuk menunjang LRT yang masuk setiap lima menit sekali saat beroperasi tahun depan. "Akan ada ribuan orang masuk ke terminal Baranangsiang  untuk Naik LRT. Kalau semua naik mobil pribadi atau motor maka akan stuk,"ujarnya. Terkait pembiayaan proyek ini, Bima Arya menegaskan, ditanggung oleh pihak swasta. "Mereka yang biayai.  Tidak ada dana dari APBD," tegasnya. Pararel dengan penelitian ini lanjut Bima Arya, akan dibantu dari BPTJ. Baginya, setelah kajian selesai, maka tahap berikutnya masuk ke penyediaan pendanaan. "Saya kira bisa dari skema pinjaman bantuan pemerintah dan lain lain. Setelah kajian selesai di lanjut pembangunannya. Ada 24 trem. Tapi intinya sekarang kajiannya dulu. Bisa jadi trem baru juga. Semua masih terbuka bukan hanya di kasih 24 trem. Ini kajian serius mode transportasi baru di Kota Bogor. Bisa jadi 24 bisa juga dari yang lain," paparnya. Menurut Bima, Trem ini belum ada di Asia Tenggara. Model transportasi ini berbeda dengan Metro Kapsul, walau sama-sama menggunakan rel. "Operasionalnya di jalan dengan rel. Harus disesuaikan dengan kapasitas jalan, landscape, konstur tanah. Makanya di buat studi kelayakan. Yang pasti tidak boleh keluar dari konsep heritage. Mereka juga sudah berpengalaman. Tidak merusak yang sudah ada. Heritage city tidak boleh hilang," tegas Bima. Sementara Jerome Bellemin, Managing Director - Asia Pasifik Colas Rail menegaskan, trem ini sangat bagus dan  solusi yang tepat bagi transportasi masalah Kota Bogor. "Ini membuat kami tertarik untuk mengkaji pekerjaan ini. Kita sudah bekerja di Indonesia. Dan sekarang kita punya teknisi di Indonesia untuk meneruskan projek ini di Indonesia," ujar Jerome. Ia menegaskan, membangun trem di Kota Bogor ini, akan menjadi pembangunan trem yang pertama di Indonesia. Trem ini menjadi solusi transportasi yang efisien untuk wilayah Kota Bogor. (yopi/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT