Budi Sulistio Fokus Layani Siswa Berkebutuhan Khusus

Senin 02 Sep 2019, 08:35 WIB

BANYAKNYA warga miskin dan berkebutuhan khusus (inklusif) di Jakarta Utara, menjadikan Budi Sulistio, Kepala Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Utara, ini bertekad ingin mendirikan Pusat Kegiatan Mengajar Belajar (PKMB) serta Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di setiap kecamatan. Bahkan, berkat rintisannya selama bertugas di Jakarta Utara, baik di Wilayah II maupun Wilayah I, 2 SLB Negeri di Jakarta Utara pun berdiri. Untuk SLB Negeri 8 Jakarta, ada di wilayah Marunda, Kecamatan Cilincing, sedangkan SLB Negeri 9 Jakarta, ada di wilayah Sunter, Tanjung Priok. "Saya berfikir mengapa saya harus hadir di Marunda dan Tanjung Priok. Karena ternyata masih banyak anak tidak terlayani, terlebih pada masalah PLB (Pendidikan Luar Biasa)," ucap Budi, saat berbincang dengan Poskotanews, beberapa waktu lalu. Dikatakannya, pada saat menjabat Kepala Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara, meliputi Kecamatan Cilincing, Koja dan Kelapa Gading, dirinya dihadapkan dengan relokasi warga Kalijodo ke Rusun Marunda. Bersama itu, sekitar 400 anak usia sekolah ikut di dalamnya dan menjadi tugas serta tanggung jawabnya. "Dari ratusan anak usia sekolah tersebut, sekitar 80 anak dengan berkebutuhan khusus," ungkap Budi. Dengan fasilitas sekolah yang ada pada saat itu, sambungnya, ia pun harus berfikir keras dengan berbagai macam terobosan. Beberapa diantaranya, berkolaborasi dengan sekolah swasta dan warga. Menggunakan gedung sekolah tidak terpakai, paparnya, ia pun memberanikan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai 3 pelayanan. "Jadi dalam 1 gedung negeri saat itu ada SD (sekolah dasar), SLB (Sekolah Luar Biasa) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama)," paparnya. Warga Miskin Setelah anak-anak warga Kalijodoh yang direlokasi ke Rusun Marunda mendapat pendidikan, Budi pun kemudian di pindah ke Wilayah I Jakarta Utara, meliputi wilayah Kecamatan Penjaringan, Pademangan dan Tanjung Priok. "Di wilayah ini lagi-lagi mendapat ujian, dimana banyak warganya yang miskin dan berkebutuhan khusus dengan semangat tinggi belajar belum terlayani," jelasnya. Terlebih, bagi warga Kampung Bayem, di wilayah Sunter, Tanjung Priok,  berdekatan dengan proyek Stadion Internasional BMW. Melihat tingginya semangat warga miskin yang ingin bersekolah itu, Budi pun mendirikan PKMB Kampung Bayem. Terbukti, pada hari pertama kelas dibuka, ada sebanyak 100 warga dengan tingkat berbeda mengikuti kegiatan. "Di wilayah Sunter itu juga, saya menjadikan cikal bakal SLB Negeri 9 Jakarta. Disana saya melihat, ada semangat anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan tanpa pandang pilih," ujar Budi yang memiliki nilai terbaik pada saat Diklatpim 3, diangkatnya. Sementara itu, selain bertekat mendirikan PKMB dan SLB Negeri disetiap Kecamatan, Budi pun memiliki cita-cita mendirikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Boarding School dengan sistem PPDB warga sangat miskin. Karena selama ini, sekolah seperti ini hanya untuk siswa mampu dan berprestasi di akademisi. "Kalau perlu pembangunannya di Pulau Reklami, dimana siswa dapat melihat juga kegiatan bagaimana orang-orang kaya dan sukses itu dalam beraktivitas," katanya. Dengan begitu, nantinya akan menjadikan motivasi siswa. Karena pada umumnya, banyak kesuksesan dari hal disiplin waktu dijalankan. (deny/ruh)

News Update