Aiptu Muh Sanna Krisiana Kenalkan Metoda Dzikir ke Pelajar

Rabu 28 Agu 2019, 09:19 WIB

APABILA ada anggota Polres Indramayu, Jawa Barat  yang sering keluar masuk lembaga  pemerintah, sekolah-sekolah, dari mulai SLTP, SLTA hingga Perguruan Tinggi, Majelis Taklim termasuk Lapas  itulah Aiptu H. Muh. Sanna Krisiana.  Bintara Senior ini mengemban dua tugas. Pertama,  tugas negara pada Unit Dikyasa Satlantas dan  Rohaniwan Polres Indramayu. Kedua,  tugas ulama sebagai Pembina Majelis Dzikir Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya di Kabupaten Indramayu yang menyampaikan metoda dzikir untuk merubah ahlak manusia agar lebih dekat dengan Allah Swt. Aiptu Muh Sanna Krisiana ketika menjalani tugas ulama pun selalu mengenakan seragam Polri karena ada misi khusus yaitu menyampaikan pesan-pesan Kapolres Indramayu AKBP M. Yoris M.Y Marzuki kepada masyarakat. Pesan kapolres kepada masyarakat itu berkaitan dengan ketertiban berlalu-lintas. “Intinya kami menyampaikan ucapan terima kasih dari Kapolres Indramayu, Bapak AKBP M. Yoris M.Y Marzuki  kepada masyarakat karena sudah melaksanakan tertib berlalu-lintas di jalan raya,” katanya. Dampak Positif/strong> Metoda dzikir yang disampaikan Aiptu Muh Sanna Krisiana katanya tujuannya agar berdampak positif  pada perubahan akhlak manusia,  sehingga manfaat metoda dzikir itu bisa dirasakan langsung masyarakat. Ada juga yang menyebut metode dzikir ini sebagai terapi kalbu. Sebab di dalam metoda dzikir itu ada semacam ruqiyah, melalui bacaan kalimat “La ilaha illallah” yang ditanamkan  pada ruh setiap manusia,  sehingga ruh tersebut otomatis ikut berzikir mengingat Allah Swt. Menurutnya, syarat mengikuti metoda dzikir itu sederhana. Yang pertama,  harus bersih dari hadast dengan cara berwudhu. Karena sebaik-baiknya berdzikir itu dilakukan dalam keadaan suci dari hadast. Kedua,  ada penjelasan atau pemahaman awal  tentang tata cara menjalankan metoda berdzikir  yang baik dan benar yang disampaikan selama  kurang lebih 7 menit. Setelah itu mulai berzikir  mengucap “La ilaha illallah” sebanyak minimal 165 kali  setelah sholat wajib. Sudah ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar dari mulai SLTP, SLTA hingga Perguruan Tinggi, anggota Majelis Taklim, masyarakat,  Warga Binaan  Lapas Indramayu yang telah memahami metoda dzikir itu. “Ilmu Pengetahuan tentang metoda dzikir itu harus ditanamkan dalam hati,  sehingga ada di antara peserta dzikir yang sampai menangis karena merasa sangat terharu,” ujarnya. Tak hanya keluar masuk ke lembaga pendidikan, tetapi juga rutin memberikan pembinaan di Lapas Indramayu. “Kebetulan di Lapas Indramayu itu ada anak-anak,  hati mereka perlu dibentengi  dengan metoda dzikir,  agar tidak mudah terpengaruh pada  hal-hal yang kurang baik. (taryani/fs)

News Update