Istri Hampir Diculik Hingga Diusir Warga

Minggu 07 Jul 2019, 14:43 WIB

JAKARTA - Bergabung menjadi anggota kepolisian sejak 24 tahun silam, Aiptu Jakaria atau yang dikenal “Jacklyn Chopper”, telah merasakan asam manis profesinya tersebut. Bertugas melakukan pengungkapan kasus, dan menangkap pelaku kejahatan, membuat keseharian Bang Jack, panggilan akrabnya, harus berurusan dengan para penjahat. Tak heran jika ada saja orang jahat yang berusaha menyerang dirinya, maupun keluarganya. Ia menceritakan bagaimana sang istri dua kali nyaris diculik oleh orang tak dikenal. Saat itu, kata Bang Jack, ia dan sang istri menempati sebuah rumah kontrakan di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2003, ketika tiba-tiba seseorang mendatangi kediamannya  dan meminta sang istri ikut dengan orang tersebut, dengan alibi atas perintah Bang Jack. "Jadi ada orang datang ke rumah, bilang disuruh sama gue, ibu suruh ikut, waktu itu anak gue baru umur 3 bulan," kata Bang Jack ditemui di kantornya, Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7/2019). "Cuma bini gua udah gua wanti-wanti dari awal, gua nggak pernah yang namanya nyuruh orang jemput lu tanpa gua telpon lu. Itu doang kuncinya. Jadi kalau gua ga telepon, siapa orang yang ngajak dia, dia nggak akan percaya," imbuhnya. Beruntung, sang istri mengingat pesan Bang Jack untuk tidak mudah percaya dengan orang asing. Oleh karena itu, begitu diajak untuk pergi bersama dengan orang tak dikenal, sang istri justru langsung menghubungi anggota Subdit IV Jatanras Polda Metro Jaya tersebut. Dengan tegas, Bang Jack pun mengatakan kalau tidak pernah menyuruh orang untuk menjemput istri dan anaknya, saat itu. Akhirnya, sang istri pun dapat lolos dari percobaan penculikan itu. Tak tinggal diam, Bang Jack pun melaporkan peristiwa tersebut kepada Ketua RT setempat. Hal ini dilakukan untuk mengatisipasi kejadian serupa terulang kembali. Menariknya, semenjak percobaan penculikan itu, lingkungan rumah Bang Jack pun selalu dipatroli oleh warga Lenteng Agung. "Akhirnya laporin ke tetangga-tetangga di situ, ke Pak RT, warga sana lah. Akhirnya rumah gua dipatroliin terus sama masyarakat Lenteng Agung. Enak sih (tetangga di sana)," ujarnya. Namun kejadian semacam itu tak hanya terjadi sekali, Bang Jack dan keluarganya sempat diusir ketika menyewa rumah di kawasan Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat. Pasalnya, lingkungan tempat Bang Jack saat itu merupakan sarang narkoba. Sehingga keberadaan Bang Jack tentu membuat mereka merasa terancam. Akibatnya, sejumlah orang yang merasa tak senang dengan keberadaan polisi nyentrik ini, mendatangi rumah tersebut dan mengusir paksa. Namun saat itu Bang Jack sedang tidak berada di rumah, hanya ada sang istri beserta anaknya di sana. "Waktu itu gue ngontrak di lokasi sarang narkoba, karena asrama gue waktu itu digusur di Tanah Abang. Jadi sambil menunggu flat, kita dikasih uang dispensasi dari Polda untuk ngontrak. Gue nyari kontrakan yang deket lah. Kebetulan di situ sarang narkoba," kata Bang Jack. "Jadi (saat itu) kita bergabung sama tokoh agama dan alim ulama di sana, dan para pemuda kita bentuk karang taruna namanya kegiatan sadar narkoba. Mungkin dengan adanya kita di situ, dia merasa terusik. Gue nggak peduli, mau tetangga, tetep gue tangkap (kalau memang melakukan tindak pidana). Akhirnya bini gue saat gue nggak ada, didatengin dan diusir. Pake bawa parang segala macem. Akhirnya bini gue telepon, gue datang, akhirnya gue datang, dapat pelakunya (beserta barang bukti)," sambungnya kembali. Peristiwa pengusiran itu pun sampai juga ke telinga komandan Bang Jack saat itu. Sang komandan pun meminta agar Bang Jack beserta keluarga kecilnya itu bergegas mencari tempat tinggal baru, lantaran tempat tersebut dapat mengancam keselamatan istri dan anak Bang Jack. Namun, ia memiliki prinsip hidup untuk tidak kalah dengan para penjahat. Sehingga ia memutuskan untuk bertahan tinggal di sana, sekaligus memberantas narkoba di kawasan tenpat tinggalnya tersebut. "Waktu itu komandan manggil gue, 'Jack kamu pindah daru rumah situ, kasian anak istrimu'. Andai kata kita pindah, berarti polisi kalah. Polisi nggak boleh kalah sama penjahat. Anak istri itu titipan, kita gak tau. Saya juga mati dimana, saya juga gak tau, lagi ngapain, saya juga gak tau. Udah ada yg ngatur, gak usah takut, (urusan) mati hidup. Alhamudulillah wkt gue disana, peredaran narkoba di sana turun drastis," seru pria berambut gondrong pirang ini. Lebih lanjut ia mengatakan, persoalan percobaan penculikan hingga diusir merupakan risiko pekerjaan. Hal-hal tersebut pun tak membuatnya gentar. Menurutnya, yang terpenting ia dapat menjaga istri dan kedua anaknya dengan baik. Sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hingga kini, Bang Jack masih aktif bertugas di Subdit IV Jatanras (Kejahatan dan Kekerasan) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Sejumlah kasus yang pernah ditanganinya, di antaranya,  Kasus pengungkapan perampokan ATM di Cawang, Jakarta Timur (2006), Pembunuhan satu keluarga di Pulomas, Jakarta Timur (2016), pengungkapan kasus pembunuhan di Cikupa, Tangerang (2016), pengungkapan kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi (2018), dan kasus pengancam pemenggalan kepala Jokowi (2019). (firda/mb)  


News Update