ADVERTISEMENT

Awalnya Pekerja Serabutan Akhirnya Dukun Pencabulan

Selasa, 21 Mei 2019 07:45 WIB

Share
Awalnya Pekerja Serabutan Akhirnya Dukun Pencabulan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

IPIK, 26, memang pemuda kreatif. Jadi pekerja serabutan hasilnya tak menentu, dia kemudian banting stir jadi paranormal atau dukun. Hasilnya ternyata menjanjikan, selain dapat uang juga dapat bonus goyang. Ketika Ipik ditangkap polisi, sedikitrnya 20 gadis dan janda jadi korban pencabulannya, dari yang diraba sampai dicoba. Jumlah pengangguran terbuka maupun tertutup sedikitnya masih 70 juta jiwa. Siapapun presidennya belum bisa mengatasi secara signifikan. Ada yang tetap nganggur jadi beban keluarga, ada pula yang jadi pekerja serabutan meski hasil tidak menentu. Hari ini dapat duit, besok bengong macam sapi ompong. Salah satu pekerja serabutan itu adalah Ipik warga Cisewu, Garut, Jabar. Tapi dia tidak puas dengan nasibnya, karena capek jadi orang miskin. Lalu mau bikin terobosan apa untuk mengubah nasib. Mau nyaleg, tak punya modal uang dan ijazah. Satu-satunya yang paling mudah dan praktis adalah menjadi dukun atau paranormal, profesi yang terbatas peminatnya. Melalui WA Ipik lalu berburu pasien. Ternyata ada juga yang percaya akan kelebihannya, sehingga ada sejumlah orang yang mau menjajal ilmunya, meski Ipik tak pernah kuliah di dunia perdukunan, jurusan pencabulan. Saking pandainya meyakinkan orang, sejumlah perempuan baik yang janda atau masih perawan, ingin berkonsultasi dengannya. Lumayan juga peminatnya, dan sengaja Ipik mencari pasien wanita. Setelah pasien diajak konsultasi di rumahnya, lalu masuk kamar pengobatan. Tapi saratnya pasien harus siap diraba-raba. Atas nama dukun, ternyata mereka tidak ada yang protes. Bahkan sejumlah di antaranya digauli bak istri sendiri. Tiap saat pasien bertambah, ada yang lewat WA, ada pula yang diajak oleh pasein sebelumnya. Tapi lama-lama ada juga yang curiga, sehingga lapor polisi. Dari sini semua terbongkar, karena ternyata korban pencabulan Ipik sudah bertambah sampai 20 orang. “Tapi hanya 8 yang saya gauli, lainnya hanya saya raba-raba,” ujar Ipik sejujurnya. Pasien dira-raba, memangnya huruf Braile, apa? (Gunarso Ts)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT