ADVERTISEMENT

Bu Pratiwi Sedang Hamil Diperkosa Dukun Cabul

Senin, 8 April 2019 07:30 WIB

Share
Bu Pratiwi Sedang Hamil Diperkosa Dukun Cabul

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SUNGGUH biadab kelakuan Mbah Sastro, 60, sebagai paranormal. Ada pasien hamil minta diterapi agar lancar persalinannya, Bu Pratiwi, 35, malah diperkosa dengan ajian Semar Mesem. Mbah Sastro sih mesam-mesem keenakan, tapi Ny. Pratiwi yang bersungut-sungut. Dukun cabul itu lalu dilaporkan ke Polres Jember. Dalam kampanye terbuka di GBK, kemarin pagi Capres Prabowo bilang bahwa ibu pertiwi sedang diperkosa. Ibu pertiwi di sini maksudnya tanah air, yang kata jubir BPN Andre Rosiade bahwa sumber daya alam kita hasilnya banyak dinikmati dan dibawa ke luar negeri. Akibatnya rakyat belum sejahtera seluruhnya, karena yang sering dijumpai baru kata-kata dalam awal sambutan: salam sejahtera buat semuanya. Tapi yang terjadi di Jember ini bukan sekedar kata kiasan, tapi Bu Pratiwi benar-benar diperkosa dukun cabul, Mbah Sastro. Dia menggunakan ajian Semar Mesem, sehingga yang tadinya Bu Pratiwi hendak berontak, akhirnya bertekuk lutut dan berbuka paha juga. Tentu saja suami Bu Pratiwi mencak-mencak, sehingga langsung lapor polisi dan Mbah Sasto pun dikandangi. Di Tempurejo, Kabupaten Jember (Jatim), Mbah Sastro dikenal sebagai dukun pengobatan alternatif. Banyak yang cocok, sehingga ada saja pasien datang untuk diterapi dan disembuhkan penyakitnya. Sebagai sipat kandel (pegangan), Mbah Sastro punya juga ajian “Semar Mesem” yang katanya diperoleh saat berguru pada Kyai Aksar dari Madura. Ajian “Semar Mesem” itu punya efek sama dengan ajian “Jaran Guyang”, yakni untuk memikat cewek. Biar pun cewek itu benci setengah mati, asal sudah terkena dua jenis ajian tersebut, akan berubah drastis jadi “minak jingga” alias: miring penak, njengking mangga! Kapan ajian “Semar Mesem” digunakan, tentnya ketika situasi dalam kondisi UGDS (Unit Gawat Darurat Syahwat). Berarti itu kan dukun cabul? Lha memang iya, hanya selama ini tak pernah jadi masalah. Korban memilih diam, ketimbang nantinya jadi konsumsi publik. Agaknya para korban punya filosofi: kacek klerek karo sedherek (sama saudara sendiri, maagfkan saja). Demikianlah, beberapa hari lalu ada pasien wanita lumayan cantik, namanya Bu Pratiwi, warga tetangga desa. Dia sebetulnya tidak punya keluhan serius, kecuali berkeinginan bayi dalam kandungannya nanti bisa lahir dengan lancar, sehingga tak perlu pakai operasi Yulius Caesar. Memang kehamilannya belum begitu besar, karena baru 6 bulan jalan. Nah, melihat pasien cantik dan kondisi hamil pula, mendadak Mbah Sastro bangkit gairah lelakinya. Ukuran celananya berubah instan, dari M ke XL. Maka setelah pasien diiminta mengisap rokok yang telah dijampi-jampi, Mbah Sastro langsung bertindak. Bu Pratiwi langsung dikuliti, lalu dengan ajian “Semar Mesem” perempuan hamil itu diajak mesum. Dalam kondisi setengah sadar, Bu Pratiwi mencoba berontak. Tapi ajian “Semar Mesem” terus digeber. Ibarat laju kendaraan, tadinya hanya 60 Km/jam, digas jadi 80 Km/jam. Akhirnya Bu Pratiwi benar-benar diperkosa. Tapi begitu selesai dan menyadari dirinya dalam kondisi bugil, Bu Pratiwi mencoba bertanya, apakah gerangan yang telah terjadi? Mbah Sastro menjawab santai, tadi memang ada tindakan gawat darurat syahwat. Tentu saja Bu Pratiwi tidak terima, tapi mau protes bagaimana, wong skor sudah kadung 2-0. Akhirnya kekecewaannya disampaikan pada suaminya, Sodrun, 40. Tentu saja lelaki ini mencak-mencak dan selanjutnya lapor polisi. Dalam pemeriksaan Mbah Sasto mengaku, tidak tahan setelah melihat pasiennya dalam kondisi oncek-oncekan macam singkong mau direbus. Mestintya dikasih daun salam dan parutan kelapa, asyik tuh. (Gunarso TS)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT