Oleh S Saiful Rahim “DUL, kau sudah naik “Moda Raya Terpadu,” apa belum?” tanya seseorang yang masuk ke warung kopi Mas Wargo tanpa lebih dulu mengucapkan “assalamu alaykum.” “Bung sudah memberi salam, apa belum? Biasakan beri salamlah bila bertemu teman meski di tengah jalan. Apalagi di rumah atau di warung seperti ini. Begitu kan ajaran Wak Haji Marzuki, guru ngaji kita dulu,” kata Dul Karung sambil mengunyah singkong goreng yang masih kebul-kebul. “Astaghfirullah, gue lupa! Assalamu alaykum semua, ya” jawab orang itu sambil mengangkat kedua belah tangannya. “Naik apa tadi Bung bilang?” tanya orang yang duduk di ujung kiri bangku panjang, tiba-tiba. “Naik “Moda Raya Terpadu.” Itu tu, trem luar negeri yang mulanya kita sebut “em ar ti.” Sekarang dibahasakitakan, jadilah dia “Moda Raya Terpadu,” jawab yang ditanya. “Dari bahasa asing nyang gue gak tau artinye, ditukar ke bahase kite nyang gue gak ngarti juge. Ape gunenye?” gerutu entah siapa dan duduk di sebelah mana. “Bener tuh! Dulu “moda” gue kirain “modar,” sambar orang yang duduk di ujung kanan bangku panjang. “Kok Dul Karung yang ditanya pernah atau belum naik MRT belum juga menjawab, eh yang lain sudah ribut seperti Bebek Manila berebut cacing. Ayo jawab, Dul!” potong orang yang duduk tepat di sebelah kiri. “Kalau naik MRT aku belum pernah. Tetapi naik trem, dulu seringkali. Dan sampai sekarang aku masih ingat benar,” kata Dul Karung sambil menghentikan sejenak keenakannya makan singkong goreng. “Nah, ceritakan saja keenakan dan kekhasan naik trem. Nanti kita bandingkan ketika sudah naik MRT. Atau yang kini sudah naik MRT bisa membandingkan langsung,” usul orang yang duduk dekat pintu masuk. “Seperti keretapi, trem itu berkelas-kelas. Yang aku ingat betul trem jurusan Tanah Abang-Pasar Ikan Kota, dan Tanah Abang-Senen. Maklumlah aku anak Karet. Yang dekat dari kampungku ya Tanah Abang,” tutur Dul Karung. “Kalau anak Karet, kena api bisa meleleh dong?” Potong entah siapa dan duduknya di sebelah mana, membuat semua orang yang mendengarnya tertawa. Kecuali Mas Wargo yang selalu menjaga tatakrama. “Trem lin 1 jurusan Tanah Abang-Pasar Ikan Kota lewat Harmoni paling panjang. Gerbongnya banyak dan dibagi dalam empat kelas. Kelas 1, paling depan penumpangnya bule atau indo, alias setengah bule. Kelas 2, penumpangnya Tionghoa. Kelas 3, penumpangnya Arab dan pribumi yang dulu disebut orang kampung. Penumpang kelas 4, barang dagangan seperti sayur mayur dan hewan seperti kambing. Dari itu ada istilah “kelas kambing.” Lin 4 jurusan Tanah Abang-Senen tanpa gerbong barang dagangan dan hewan. Rel trem Tanah Abang sampai Kebon Sirih masih keluar masuk kampung. Jl MH Thamrin belum ada. Gedung Sarinah yang hebat masih rawa eceng gondok, genjer dan kangkung. Kali Pasir yang konon kampung kelahiran bos besar Djan Farid, bila maghrib sudah ramai suara burung hantu. “Katanya trem dulu jadi arena copet beraksi ya?” tanya seseorang memotong keterangan Dul Karung. Ketika Si Dul mengiyakan, orang itu menyerobot, “Wah, MRT juga bisa dijadikan arena copet dong?” “Nggaklah. Sekarang kan ada ribuan cara nyolong sehingga KPK kewalahan, masa iya teori mencopet di trem masih mau dipake lagi? Ketinggalan zamanlah,” kata Dul Karung seraya pergi begitu saja. ( *** )

Mirip Rasa Trem
Sabtu 30 Mar 2019, 07:10 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
News Update

Kronologi Bima Permana Hilang hingga Ditemukan Jualan Mainan di Malang
Kamis 18 Sep 2025, 22:27 WIB
TEKNO
Prompt Gemini AI Edit Foto Main Billiard, Mafia, dan Liburan ke Luar Negeri
18 Sep 2025, 22:05 WIB

OLAHRAGA
Gol Lion City Sailors di Menit Akhir Buyarkan Kemenangan Persib Bandung di ACL 2
18 Sep 2025, 21:58 WIB


JAKARTA RAYA
11 Saksi Diperiksa, Polisi Dalami Kasus Penganiayaan Siswa SMK di Cikarang Barat
18 Sep 2025, 21:42 WIB

EKONOMI
Pinjaman UMKM KUR BNI 2025 Bunga Rendah Hingga Rp500 Juta, Begini Cara Mengajukannya
18 Sep 2025, 21:40 WIB

JAKARTA RAYA
Dilaporkan Hilang saat Rangkaian Demo Terjadi, Bima Ternyata Jualan Mainan di Malang
18 Sep 2025, 21:35 WIB

TEKNO
Kreatif dan Hemat! 15 Inspirasi Prompt Foto Prewedding dengan Gemini AI yang Wajib Dicoba Pasangan Muda
18 Sep 2025, 21:30 WIB

TEKNO
Cara Edit Foto di Bandara Pakai Gemini AI dan Contoh Prompt-nya, Intip Selengkapnya!
18 Sep 2025, 21:20 WIB

JAKARTA RAYA
Jakarta Uji Coba Sistem Parkir Digital: Booking Lokasi Lebih Dulu dan Transparansi Tarif Lewat Aplikasi JakParkir
18 Sep 2025, 21:10 WIB

TEKNO
Cara Edit Foto Dua Orang jadi Satu Frame di Gemini AI, Simpel dan Realistis
18 Sep 2025, 21:00 WIB

JAKARTA RAYA
Wanita Paruh Baya Tepergok Curi HP yang Sedang Dicas di Pasar Jonggol Bogor
18 Sep 2025, 20:57 WIB

TEKNO
Samsung Zero Day dengan Skor CVSS 8.8: Seberapa Berbahaya Bagi Data Pengguna?
18 Sep 2025, 20:50 WIB

Nasional
Kronologi Eko Purnomo Hilang setelah Demo Rusuh hingga Ditemukan di Kalimantan
18 Sep 2025, 20:47 WIB


Daerah
Bima Permana Putra Ditemukan di Malang, Ini Kronologi Hilangnya Pasca Kerusuhan Jakarta
18 Sep 2025, 20:30 WIB

JAKARTA RAYA
Jembatan Lama Kalibaru Bekasi Jadi Biang Sampah, BMSDA Kaji Rencana Pembongkaran
18 Sep 2025, 20:30 WIB

EKONOMI
Info KUR BRI September 2025, Solusi Pinjaman Modal Usaha Rp100 Juta dengan Cicilan Ringan
18 Sep 2025, 20:20 WIB

OLAHRAGA
Jelang MotoGP Mandalika 2025, Valentino Rossi dan Tim VR46 Akan Sapa Warga Jakarta
18 Sep 2025, 20:16 WIB
