ADVERTISEMENT

Jakarta Bukanlah Kota Koboi Kenapa Orang Mudah Emosi?

Senin, 31 Desember 2018 07:55 WIB

Share
Jakarta Bukanlah Kota Koboi Kenapa Orang Mudah Emosi?

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MINGGU kemarin, Jakarta sudah seperti kota koboi Texas di Amerika saja laiknya. Oknum TNI bernama Serda JR, hanya karena motornya diserempet mobil dinas TNI pula, langsung main tembak. Keruan saja Letkol Dono Kuspriyanto pengemudinya tewas di tempat. Sesama TNI kenapa tak ada dialog, justru diselesaikan dengan peluru? Peristiwa ini terjadi Selasa 25 Desember malam lalu, di Jalan Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Pelakunya Serda JR dari POM AU dan korbannya Letkol Dono Kuspriyanto, anggota POM AD. Diduga Serda JR yang dalam kondisi mabuk mendadak merasa seperti Ken Arok, raja Singosari di abad ke-13 (1222-1247). Ken Arok memang terkenal raja kejam dan emosian. Dia punya keris Empu Gandring. Saat dipesan pembuatannya, Empu Gandring selaku pembuatnya ditikam dengan keris tersebut, gara-gara tak selesai tepat waktu. Keris itu kemudian dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung, dan mengambil istrinya, Ken Dedes. Tapi Ken Arok tak mengeksekusi sendiri, melainkan menyuruh Kebo Ijo. Kebo Ijo sendiri kemudian dibunuh dengan keris yang sama untuk menghilangkan jejak. Padahal akhirnya Ken Arok mati terbunuh pula oleh keris Empu Gandring melalui tangan Anusapati putra Tunggul Ametung sebagai pembalasan dendam. Nah Serda JR agaknya orangnya brangasan (mudah emosi) macam Ken Arok itu. Pegang pistol Empu Gandring, menjadi pede banget jadi orang. Lebih-lebih dalam kondisi mabuk sebagaimana dugaan polisi, emosinya menjadi berlipat. Hanya sepeda motor yang dikendarai terserempet mobil TNI, yang berarti sama-sama alat negara, kok jadi emosi. Jakarta bukan kota koboi sebagaimana Texas, Bung! Mestinya, untuk minta tanggungjawab si penyerempat kan tak perlu keluarkan senjata api. Bisa dibenerke setan lho. Dan itu ternyata benar-benar terjadi. Setan dari busway Kampung Melayu, mampir dan menyelinap ke senjata api di tangan Serda JR. Sembilan kali lepasan pistol, dua diantaranya dibuat tepat ke perut dan pelipis pengendara, yang ternyata Letkol Dono Kuspriyanto. Tentu saja TNI dari kesatuan POM AD itu tewas di tempat. Insiden berdarah antara aparat bersenjata sudah beberapa kali terjadi. Tapi hanya karena serempetan kendaraan mungkin baru model Serda JR. Karena mabok, dia jadi lupa bahwa setiap selongsong peluru yang lepas dari senjata miliknya harus dipertanggungjawabkan. Akibat ulahnya yang konyol, Serda JR terancam 15 tahun penjara. – gunarso ts

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Berita Terkait