ADVERTISEMENT
Minggu, 2 Desember 2018 13:22 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) menyampaikan pesan politik dalam acara Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Minggu (2/12/2018). Melalui rekaman suara yang diperdengarkan via pengeras suara, HRS mengajak peserta Reuni 212 untuk tidak memilih partai politik dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu di Pemilu 2019. HRS menyatakan haram hukumnya memilih partai dan paslon tertentu yang disebutnya sebagai pendukung penista agama. Di pilpres dan pileg 2019 kita wajib berjuang bersama untuk perubahan. Inilah amanat perjuangan untuk perubahan. Kami nyatakan tanpa sedikit keraguan pada saat ini pada detik ini di acara Reuni Akbar Mujahid 212 bahwasanya di pilpres dan pileg 2019, haram kita memilih capres caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama. (Baca: Datang di Reuni 212, Habib Bahar bin Smith Tuding Videonya Sudah Diedit) “Sekali lagi haram kita memilih capres, caleg yang diusung partai penista agama," ujar HRS. Menurutnya partai politik dan paslon yang haram dipilih adalah parpol yang disebutnya anti syariat dan anti Pancasila. Rizieq yang masih tinggal di Mekah, Arab Saudi itu juga menilai partai yang dianjurkan tidak dipilih adalah parpol yang intoleran. "Partai-partai yang anti syariat, partai yang pura-pura mengusung pancasila ternyata anti pancasila, partai-partai yang justru anti NKRI anti UUD 45, dan anti kebhinekaan. Mereka tak mampu toleransi menerima perbedaan antara umat Islam, mereka selalu memaksakan kehendak agar umat Islam mengikuti daripada syahwat syaitoninya yang merasuki dirinya semua," terangnya. HRS juga mengajak kepada peserta Reuni 212 agar memilih calon presiden dan calon wakil presiden dari hasil Ijtima Ulama. Dia juga berharap calon anggota legislatif yang dipilih berasal dari partai koalisi keumatan. "Saya serukan pada umat Islam di seluruh bumi pertiwi tercinta kita pilih capres cawapres hasil ijtima ulama. Ayo kita pilih caleg hanya dari partai koalisi keumatan hasil ijitima ulama yang siap bela ulama siap bela bangsa siap bela negara," tegas HRS. Dalam acara yang dihadiri Prabowo Subianto itu, HRS menyebut kondisi negara tengah carut marut. Sehingga dia kembali mengajak peserta Reuni 212 untuk menggaungkan slogan '2019 ganti presiden'. "Seblum saya sampaikan salam penutup, dan juga bahwa negeri kita sedang carut marut, maka kita harus melakukan perubahan. Dan menurut hemat saya bahwa perubahan dalam waktu yang dekat ada di depan mata kita, tidak lain dan tidak bukan adalah 2019 ganti presiden," tutup HRS. (ikbal/tri)
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT