Tol Jakarta-Ciawi Macet, YLKI: Tarif Harus Didiskon

Senin 19 Nov 2018, 05:58 WIB

JAKARTA - Hampir setiap hari, kemacetan parah terjadi di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. Penyebabnya, beberapa proyek pembangunan pemerintah, yang berlangsung selama berbulan-bulan, membuat jalan semakin sempit. Akibat pembangunan itulah, membuat perjalanan di jalur bebas hambatan tak lagi dirasa. Pasalnya, untuk menempuh jarak 10 kilometer, harus memakan waktu hingga 3 jam lamanya. Yang lebih parah, hal itu berlangsung setiap hari baik ke arah Cikampek maupun ke arah Jakarta. Ramdoni, 39, pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi jalan tol Cikampek saat ini. Pasalnya, ia harus merelakan uang, tenaga, hingga waktu agar bisa melintas di jalan tersebut. "Ini macet yang paling parah selama saya melintas di jalan ini. Bingung mau ngadu kemana lagi atas kemacetan ini," katanya, Minggu (18/11/2018). Menurut warga Tambun ini, kemacetan yang terjadi disebabkan pembangunan tol tengah yang saat ini sedang dikerjakan. Jalur yang sudah sempit, dengan mudahnya di buka-tutup petugas sehingga hanya menyisakan dua sampai tiga lajur saja. "Gara-gara jalan sempit, mobil banyak, macet dimana-mana. Sekalinya macet, bisa sampai tiga jalan," ujar Ramdoni. Beberapa kali, karyawan perusahana swasta di Jatinegara ini mencoba memanfaatkan jalur biasa. Namun, jalur itu juga ikut macet karena bukan hanya dirinya yang pindah dari tol. "Kami berharap kemacetan ini bisa segera diatasi. Kami sudah sisihkan uang untuk bayar tol, malah kejebak macet seperti ini," ungkapnya. Lain lagi dengan Heri Kristiad (35) yang mengaku harus berangkat kerja lebih pagi untuk menghindari macet. Bahkan sebulan belakangan ia keluar rumah menuju kantornya di Thamrin, sejak pukul 04:00. "Masuknya jam 08:00, cuma daripada macet, lebih baik jalan pagi sekalian," sambungnya. Menurut Heri, macet yang terjadi saat ini sudah tidak bisa ditolerir lagi. Pasalnya, kemacetan yang terjadi membuatnya stres dalam berkendara. "Makanya begitu libur lebih baik di rumah saja, sudah nggak kuat sama macet yang terjadi. Pemerintah harus bertindak," ungkapnya. Terkait kemacetan yang terjadi, ketua pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, akibat hal itu memang sangat merugikan warga khususnya para pengguna jalan tol. "Karena pastinya pengguna jalan tol yang sudah bayar rugi uang, waktu dan tenaga," ujarnya. Atas hal itu, Tulus menilai seharusnya pengguna jalan tol Cikampek mendapatkan diskon akibat kemacetan. Terlebih, pengelola tol juga dianggapnya tak mampu memenuhi standar pelayanan minimal jalan tol. "Apa itu standar pelayanan yang ada? Yaitu kecepatan rata-rata di jalan tol yang tak dinikmati pengendara," ungkapnya. YLKI mendesak Menteri Pekerjaan Umum untuk mengevaluasi tarif tol Cikampek atau memberikan diskon. Hal itu harus diberikan sampai dampak pembangunan infrastruktur di jalan tol Jakarta-Cikampek selesai. "Segera kami akan bersurat atas masalah ini," pungkasnya. (ifand/yp)

News Update