Jokowi Ajak ASEAN Kurangi Ketergantungan Terhadap Satu Mata Uang

Kamis 15 Nov 2018, 22:12 WIB

JAKARTA - Di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-21 ASEAN, Presiden Jokowi menyerukan untuk melepaskan ketergantungan kepada mata uang asing. "Negara-negara ASEAN untuk mulai mengurangi ketergantungan kawasan terhadap satu mata uang, melalui implementasi efektif kerja sama " currency swap", " kata Jokowi. Itu disampaikan dalam pidatonya pada KTT ke-21 ASEAN Plus Three (APT) di Suntec Convention Centre, Singapura pada Kamis, 15 November 2018. Seperti diketahui, fluktuasi mata uang rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berdampak kepada ekonomi Indonesia,  di antaranya meningkatnya utang luar negeri Indonesia. Jokowi juga mengingatkan negara - negara ASEAN untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran transaksi perdagangan lintas negara. Ia menambahkan situasi ekonomi global berdampak serius bagi negara-negara di kawasan. "Capital outflow" yang besar mengakibatkan fluktuasi nilai tukar,” ujar  Jokowi. Ia menjelaskan saat ini. kita menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak stabil, serta meningkatnya sentimen proteksionisme dan anti globalisasi. Hal ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan, karena dapat merusak sistem perdagangan multilateral, mengganggu pertumbuhan ekonomi kawasan dan nasional, dan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar. Oleh karenanya, untuk menjaga ketahanan ekonomi, lanjut Jokowi  agar mekanisme kawasan harus dipastikan berjalan dengan baik, sehingga Chiang Mai Initiative Multilateralisation_ (CMIM) harus diperkuat. Selain itu, aksi konkret harus dilakukan. Pertama, kita tingkatkan kontribusi pada CMIM, sehingga dana bantuan yang cukup harus siap untuk membantu anggota yang membutuhkan. Konferensi tersebut  dihadiri para kepala negara/kepala pemerintahan ASEAN, KTT ASEAN Plus Three ini dihadiri juga oleh PM RRT Li Keqiang, PM Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. (johara/win)

Berita Terkait
News Update