Stroberi Diisi jarum di Australia: Tersangka Mengaku karena 'Dengki'

Senin 12 Nov 2018, 23:37 WIB

AUSTRALIA- Sestroberi-jarum Pelanggan terkejut setelah menemukan jarum jahit pada stroberi. Pengadilan di Brisbane pada hari Senin mendengarkan keterangan bahwa DNA Trinh ditemukan di stroberi negara bagian Victoria. "Kasus yang diajukan ini didasarkan semacam kebencian atau balas dendam,"kata Jaksa Christine Roney. "Dia melakukan hal ini selama berbulan-bulan, menaruh benda logam ke dalam buah." Trinh didakwa bermaksud menciptakan kerugian keuangan terhadap perkebunan tempat dia bekerja, lapor Fairfax Media yang mengutip dokumen pengadilan. Hak atas foto Joshua Gane Takut 'dihukum' Sejumlah kasus pertama kali muncul di Queensland, ketika seorang pria dibawa ke rumah sakit karena sakit perut setelah makan stroberi. Petani dipaksa membuang berton-ton stroberi dan toko serba ada tidak lagi menjual buah itu. Pemerintah Australia kemudian menaikkan hukuman penjara maksimum merusak buah dari 10 menjadi 15 tahun. Perdana Menteri Scott Morrison menegaskan akan menghukum keras siapa pun yang bertanggung jawab. "Ini tidak lucu, membuat kehidupan warga Australia yang telah bekerja keras menjadi berisiko, dan Anda membuat anak-anak ketakutan. Dan Anda adalah seorang penakut dan kotor," kata Morrison. Pada hari Senin, Supt Jon Wacker, dari kepolisian Queensland mengatakan ini adalah sebuah "penyelidikan unik yang bisa dibilang melibatkan semua negara bagian dan jurisdiksi di Australia". Di Queensland, di mana industri stroberi yang bernilai A$130 juta atau Rp1,3 triliun per tahun, pemerintah setempat menjanjikan A$1 juta atau Rp10,6 miliar untuk membantu petani yang menjadi korban. Dana senilai A$100.000 atau Rp1 miliar dijanjikan bagi informan yang dapat membuat pelakunya ditangkap dan dihukum. Jaksa mengatakan mereka menolak memberikan pembebasan dengan jaminan kepada Trinh karena dia kemungkinan akan menghadapi "hukuman" dari masyarakat. Meskipun demikian Roney mengatakan permohonan pembebasan dengan jaminan memang tidak akan dipertimbangkan karena masih belum banyak informasi diketahui. (BBC)

Berita Terkait
News Update