ADVERTISEMENT

Ini Beda Sesak Nafas karena Maag atau Serangan Jantung

Kamis, 18 Oktober 2018 10:46 WIB

Share
Ini Beda Sesak Nafas karena Maag atau Serangan Jantung

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Penderita sakit maag kerap mengalami sesak nafas, yang diakibatkan asam lambung meningkat. Tapi harus diwaspadai, tidak semua sesak nafas yang timbul tersebut karena sakit maag. Soalnya gejala serupa (sesak nafas) juga dijumpai pada penderita serangan jantung, demikian seperti dilansir alodokter. Karena itu, kita harus waspada dan bisa membedakan mana sesak nafas akibat serangan jantung atau sesak yang menyertai sakit maag. Seringkali  sakit maag yang dikeluhkan pasien adalah  dispepsia,  yaitu radang yang terjadi di sekitar dinding lambung bagian dalam. Sementara, sesak nafas atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan dispnea, biasa digambarkan berupa rasa kencang di sekitar dada, sulit menghirup udara atau terasa seperti tercekik.

Gejala Maag

Rasa tidak nyaman atau nyeri pada penderita maag atau dispepsia biasa terasa di sekitar perut bagian atas atau dada. Gejala yang umumnya dikeluhkan penderita dispepsia antara lain mual, perut terasa penuh, dan bersendawa. Sebagian orang merasakannya setelah waktu makan, sebagian lagi dapat mengalaminya selama makan walaupun tidak banyak asupannya. Sesak nafas karena maag merupakan salah satu gejala yang harus segera memperoleh pertolongan medis. Selain itu, dispepsia juga perlu mendapat pengobatan jika gejala dispepsia terhitung berat, berlangsung terus menerus atau diiringi dengan muntah, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, kuning pada mata atau kulit, warna tinja menjadi lebih gelap, berkeringat, atau munculnya rasa sakit di dada yang dapat menjalar ke arah rahang, lengan dan leher saat berupaya melakukan aktivitas yang cukup berat. Beberapa jenis obat atau kondisi kesehatan lain bisa  juga  menyebabkan dispepsia. Dispepsia dapat dialami pria atau wanita, dari semua kalangan usia, dan termasuk anak-anak. Umumnya, gejala yang ditimbulkan dispepsia akan hilang dalam beberapa jam tanpa pengobatan. Beberapa gejala dispepsia seperti sesak nafas, berkeringat, dan rasa sakit dada yang dapat menjalar, memang hampir serupa dengan gejala serangan jantung. Kedua kondisi ini juga sama-sama memiliki gejala berupa gangguan pencernaan. Oleh sebab itu, untuk memastikan gejala dispepsia atau serangan jantung harus dikenali gejala lainnya. Serangan Jantung Pada penderita serangan jantung, sesak nafas diringi dengan rasa sakit pada dada. Rasa sakit ini berupa dada terasa berat dan tertekan atau seperti ada yang menindih. Rasa nyeri dan kencang pada serangan jantung juga dapat menyebar di perut bagian atas, bahu, punggung, tenggorokan, lengan, hingga rahang, mirip seperti sakit dada pada dispepsia. Pada serangan jantung, juga seringkali terjadi munculnya keringat secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena jantung  berupaya memompa darah dengan tenaga ekstra, karena pembuluh darah yang tersumbat. Umumnya yang terjadi adalah keringat dingin atau kulit terasa lembap. Sesak napas pada serangan jantung biasanya disertai detak jantung yang tidak beraturan ataupun lebih cepat dari normal. Kondisi ini tidak terdapat pada penderita dispepsia. Gejala dispepsia ringan dan gangguan pencernaan lainnya sering dirasakan oleh banyak penderita sebelum serangan jantung. Hal ini terutama terjadi pada orang lanjut usia yang memang sering mengalami masalah pencernaan, sehingga sering terabaikan  sebagai tanda serangan jantung. Sesak nafas akan semakin intens ketika semakin mengarah pada gagal jantung. Kondisi di mana jantung tidak lagi mampu memompa darah untuk tubuh, sehingga cairan masuk ke dalam paru-paru. Perlu digarisbawahi, kondisi ini sangat mengancam jiwa. Sesak nafas karena maag atau kondisi lain tidak dapat diremehkan. Segera konsultasi ke dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit terdekat jika Anda atau anggota keluarga mengalaminya.(tri)   

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT