ADVERTISEMENT

Kampanye Negatif Masih Jadi Tantangan Pengembangan Pembangkit Listrik EBT

Kamis, 20 September 2018 08:59 WIB

Share
Kampanye Negatif Masih Jadi Tantangan Pengembangan Pembangkit Listrik EBT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGERANG -  Kampanye negatif berkait isu lingkungan masih menjadi tantangan utama pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan  (EBT) di Indonesia. Namun, sepanjang pengembang pembangkit listrik EBT taat asas menjalankan seluruh regulasi dan proaktif membangun kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, maka pemerintah tetap mendorong pembangunan untuk menyediakan energi bersih dan ramah lingkungan. Pembangkit listrik berbasis EBT ramah lingkungan dan berperan penting dalam menyerap emisi karbon. Namun,masih saja  ada organisasi nonpemerintah yang menyebar kampanye negatif. "Padahal, pembangkit listrik tenaga air justru akan merawat kelestarian hutan agar sumber air yang menjadi bahan baku EBT tetap lestari," kata praktisi pengembangan EBT Anton Sugiono dalam seminar "Energi Baru Terbarukan,  Strategi dan Teknologi" yang digelar dalam peringatan Hari Listrik Nasional ke-73 di Balai Sidang Indonesia,  Kabupaten Tangerang,  Rabu (19/9/2018). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, penggunaan energi terbarukan menjadi prioritas sementara energi berbasis fosil seperti solar dan batubara diminimalkan. Dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2018-2027, kontribusi EBT dalam bauran energi pembangkitan tenaga listrik ditargetkan naik mencapai 23% pada tahun 2025. Beberapa energi primer yang diharapkan meningkat kontribusinya adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga air. Termasuk yang kini dikembangkan adalah pembangkit listrik tenaga air  (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 4x127,5 MW. PLTA Batang Toru akan memanfaatkan kolam penampung yang tidak luas sehingga tidak akan mengubah bentang alam dan berdampak minimal pada ekosistem yang ada di sekitarnya. Dalam pengembangan PLTA Batangtoru, kata Anton, aktivis organisasi nonpemerintah lingkungan menuding NSHE membuka vegetasi hutan primer. Padahal sesungguhnya, proyek tersebut dibangun di lahan berstatus Areal Penggunaan Lain (APL) yang merupakan bekas tanah pertanian warga, seperti kebun karet tua. NSHE pun kemudian proaktif membangun kolaborasi dengan pemangku kepentingan, seperti para pakar Universitas Sumatera Utara dan Institut Pertanian Bogor dan pihak lainnya. Kolaborasi NSHE dengan para pemangku kepentingan diharapkan mendorong percepatan pembangunan PLTA Batangtoru yang ditargetkan beroperasi tahun 2022. Pembangkit berteknologi canggih ini didesain irit lahan dengan hanya memanfaatkan badan sungai seluas 24 Hektare (Ha) dan lahan tambahan di lereng yang sangat curam seluas 66 Ha sebagai kolam harian untuk menampung air. Air kolam harian tersebut akan dicurahkan melalui terowongan bawah tanah menggerakkan turbin yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 510 MW. PLTA Batang Toru sangat efisien dalam penggunaan lahan, terutama jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat yang membutuhkan lahan penampung air seluas 8.300 Ha untuk membangkitkan tenaga listrik berkapasitas 158 MW. Tersedianya sumber energi baru ini akan membantu kemandirian energi di Sumut. Saat ini PLN menyewa kapal Marine Vessel Power Plant (MVPP) dari Turki yang menyalurkan listrik 240 MW yqng mwmbuat pasokan istrik di Sumut saat ini surplus sekitar 160 MW. Pemerintah menargetkan suplai listrik sebesar 100.000 MW tahun 2025, dengan 23.000 MW di antaranya berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT. Hal ini membuat pemerintah menargetkan pembangunan 2.000 MW listrik berbasis EBT setiap tahun. Adapun Nisrianto mengungkapkan, pemerintah saat ini sangat mendukung pengembangan EBT untuk menggantikan energi fosil secara bertahap. Berbagai regulasi dibangun dan pengaturan tarif pun kini semakin positif sehingga investasi EBT untuk memenuhi kebutuhan energi rakyat Indonesia dalam beberapa dekade mendatang semakin bergairah. (*/tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT