ADVERTISEMENT

Impor Garam Dikhawatirkan Menggagalkan Program Swasembada Pangan

Kamis, 13 September 2018 15:19 WIB

Share
Impor Garam Dikhawatirkan Menggagalkan Program Swasembada Pangan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Impor garam industri pada 2018 sebanyak 3,7 juta ton berdampak pada anjloknya harga garam petambak garam nasional. Harga terus merosot, garam yang semula Rp2000/kg menjadi Rp800/kg. Ha ini dikhawatirkan dapat menggagalkan program Menteri BUMN tentang swasembada pangan. “Penurunan harga garam tak sebanding biaya produksi, terutama pembelian plastik untuk alas produksi garam yang mahal," ujar Kartiso,48, petambak garam Desa Kalianyar Kecamatan Krangkeng Indramayu, Jawa Barat, usai panen raya sejak Agustus 2018, Kamis (13/9/2018). Ia menjelaskan plastik ukuran  220 M x 4 M seharga Rp 2,4 juta. "Kami hanya minta pemerintah mengatur tataniaga garam agar tidak merugikan petambak." Hal senada diungkap Gushawab, petambak garam Desa Dorokandang Kecamatan Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Katanya, anjloknya harga garam lantaran stok yang melimpah. Disamping penyebab lain, seperti pernah diungkap Buhar selaku ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo, adanya garam industri impor yang bocor memasuki pasar konsumsen. "Padahal, kebutuhan garam nasional masih belum tercukupi," ujar Buhar. Impor garam industri senilai Rp 1,8 trilyun, bagi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, bisa menghasilkan nilai tambah tinggi hingga menjadi Rp 1.200 triliun. "Industri pengolahan garam mampu berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ujar ketua umum Partai Golkar, yang juga menjadi Tim Pemenangan Kampanya (TPK) Capres Jokowi-Maruf Amin, itu. Mengenai program swasembada garam, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan optimismenya bisa terlaksana asalkan tercukupi luas lahan. Kendati pemerintah memiliki tanah seluas 22 ribu hektare (ha) dimana 15 ribu ha di antaranya berlokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) sisanya tersebar di Jawa, Madura, & Jeneponto, Sulawesi Selatan. "Swasembada itu terbagi dua, yaitu garam konsumsi & industri, yang tetap memerlukan impor." Kebutuhan garam nasional tiap tahunnya 4,2 juta ton untuk garam konsumsi dan industri, menurut Dirut PT Garam (pesero) Budi Sasongko, yang bisa dipenuhi dengan lahan minimal 40 ribu hektare. "Data Kementerian Kelautan & Perikanan, lahan yang dimiliki 5 ribu ha di Madura dan plus nasional ada 30 ribu ha atau masih butuh 15 ribu ha," ujarnya seraya menyebut konsumsi butuh 750 ribu ton dari produksi garam nasional kisaran 2,5 juta - 3 juta ton per tahun dalam cuaca normal. (rinaldi/mb)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT