Keturunan Bangsa yang Top

Sabtu 01 Sep 2018, 06:46 WIB

Oleh S Saiful Rahim “MASYA Allah, bukan main hebatnya,” kata Dul Karung sambil melangkah masuk ke warung kopi Mas Wargo sambil menggoyang-goyangkan kepala. Tentu saja sebelumnya tak lupa dia mengucapkan assalamu alaykum dulu. “Apa yang hebat, Dul?” tanya orang yang duduk di ujung kanan bangku panjang dengan sikap biasa-biasa saja. “Apalagi? Itu lho, atlet-atlet kita di Asian Games. Begitu banyak mereka melipat medali-medali emas. Andaikata tidak punya sifat rendah hati pasti semua medali emas tidak ada yang bisa dibawa terbang ke luar Indonesia. Pasti semua dikuasai atlet-atlet kita. Tapi karena mereka juga memiliki sifat menghormati tamu, maka banyak juga atlet-atlet luar negeri yang mereka beri kesempatan membawa medali emas ke negerinya,” jawab Dul Karung dengan tetap semangat sehingga lupa pada kebiasaan mencomot singkong goreng yang masih kebul-kebul. “Betul Dul! Satu lagi yang membuat aku terharu. Hampir semua atlet perebut piala meniatkan bonus mereka untuk hal-hal yang terpuji. Ada yang ingin membiayai orangtuanya menunaikan ibadah haji. Ada yang ingin sedekah kepada para korban gempa,” kata orang yang duduk di ujung kanan bangku panjang lagi. “Tetapi ada juga yang ingin menggunakannya untuk biaya pernikahan, lho,” sambar entah siapa dan duduk di sebelah mana. “Itu pun baik. Terpuji! Karena nikah pun ibadah. Sunahnya Rasulullah Saw. Sabda beliau “Nikah itu sunnahku. Siapa saja yang tidak suka pada sunahku, bukan bagian dariku,” sambar Dul Karung yakin dan meyakinkan. “Semua yang kita lihat dan dengar sekitar pesta olahraga warga benua Asia yang insya Allah akan ditutup Minggu menunjukkan atau membuktikan kita memang keturunan bangsa yang top. Yang namanya beken sejak dulu kala. Kita sudah mendengar dan membaca hal-hal besar tentang “Asian Games.” Mulai dari medali yang cukup banyak diraih atlet kita di pesta olahraga ini, sampai pada berpelukan-mesranya dua orang calon presiden yang akan kita pilih tahun depan, dan gurauan yang mengatakan “Asian Games” itu sukses karena gelar kesarjanaan Menpora kita adalah S. Ag yang mereka pelesetkan menjadi “Sarjana Asian Games.” Karena belum disebut-sebut dalam obrolan ini, saya ingin bertanya kepada Mas Wargo, adakah atlet penerima bonus yang mengatakan utang-utang Dul Karung kepada Mas Wargo akan mereka bayar?” tanya orang yang duduk selang tiga di kanan Si Dul. “Assalamu alaykum!” teriak Dul Karung seraya melangkah pergi di tengah riuh rendahnya orang- orang yang tertawa. ([email protected]

News Update