Dari Tukang Peron Kini Jadi Kepala Terminal

Rabu 08 Agu 2018, 06:18 WIB

DENGAN kerja keras, tekad yang kuat dan kemauan apapun bisa dicapai. Setidaknya hal itu telah dibuktikan Thofik Winanto, Kepala Terminal Bus Dalam Kota Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Hal itu tergambar bila melihat perjalanan hidup Thofik sekitar 15 tahun silam. Karir Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini dimulai pada 5 September 1999 lalu. Kala itu, usai lulus SMA, ia melamar ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebagai tenaga sukarela pengatur lalu lintas. Dan tidak ada bayaran sepeserpun. Hampir satu tahun pekerjaan sukarela itu, Thofik jalani. Lantaran keuletan iapun akhirnya diangkat sebagai pekerja lepas. Di tahun 2000, bapak dua anak ini akhirnya dipercaya untuk menjadi tukang peron di Terminal Kampung Rambutan. "Waktu diangkat itu, saya semakin yakin bila dikemudian hari akan menjadi pegawai Dishub sepenuhnya," ujar Thofik. Karena keyakinannya itu, pria pelontos ini pun terus berjuang dan menjalani pekerjaan dengan baik. Meski hanya menerima honor Rp341 ribu, pekerjaan itupun terus ia tekuni. "Yang paling berkesan itu kalau mau ambil gaji, biasanya kami patungan Rp10 ribu untuk sewa angkot agar bisa menuju kantor UP Terminal, di Rawamangun," kenangnya sambil tersenyum. Menilai sudah memiliki uang sendiri dari hasil jerih payahnya, Thofik akhirnya melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah tahun 2002 lalu. Beruntung, dengan tekunnya warga Cilangkap ini, tahun 2006 gelar sarjana hukum didapatkan. "Setelah dapat gelar saya langsung daftar CPNS, Alhamdulillah tahun 2007 SK CPNS saya dapatkan," ungkapnya. Bermodal gelar SH, tahun 2003 ia pun ditarik untuk bertugas di Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, sebagai tim penindakan. Karena rajinnya ia, pria ini pun akhirnya pada tahun 2011 lalu diangkat sebagai PNS. "Waktu diangkat jadi PNS saya sangat bersyukur, ternyata pengorbanan selama ini akhirnya membuahkan hasil," kenangnya. SOPIR PEJABAT Meski sudah menjadi PNS, pekerjaan yang dijalaninya masih biasa. Di mana saat itu ia hanya membantu pejabat daerah dengan menjadi sopir dari dua orang kepala Bidang yang berbeda selama beberapa tahun. "Waktu itu yang dipikirkan yang penting saya bekerja, dimana pun saya ditempatkan ya harus bersyukur," ungkapnya. Perjalanan karirnyapun, kata Thofik, akhirnya mulai terlihat di tahun 2013, dimana ia mengikuti penyesuaian ijazah. Hingga akhirnya, awal tahun 2014 dirinya mendapatkan golongan 3 di Dinas Perhubungan DKI. "Setahun berselang, saya mengikuti pendidikan PPNS di pusdik Mega Mendung. Alhamdulillah, saat ini saya memiliki jabatan juga sebagai penindak pegawai yang nakal," sambungnya. Prestasinya semakin melonjak, setelah mendapatkan predikat sebagai PPNS, ia pun terpilih sebagai komandan pleton motor gede. Hampir satu tahun tugas itu dijalani hingga akhirnya Maret 2016 diangkat menjadi Kasatpel Terminal Dalam kota Kalideres. "Dan akhir tahun 2016 lalu, saya dipindahkan ke Terminal Dalam Kota Kampung Rambutan," tuturnya. Saat ini, dengan jabatan yang diembannya, Thofik ingin membuat terminal semakin baik. Berbagai upaya seperti membuat tempat kompos dari sampah yang ada di terminal, penataan taman dan jalan, hingga pembinaan dan penataan pedagang dilakukan. "Kami juga melibatkan polsek polres untuk menciptakan keamanan di terminal," pungkasnya. (ifand/ruh)

Berita Terkait

News Update