Perjuangan Marsinah & Wiji Tukul Belum Mengubah Nasib buruh

Kamis 02 Agu 2018, 08:50 WIB

JAKARTA – Marsinah & Wiji Tukul menjadi pejuang kemanusiaan sektor tenaga kerja, bagi Abdul Muhaimin Iskandar, seperti terlupakan di tengah ephoria Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 & Presiden (Pilpres) 2019. "Perjuangan mereka belum juga menyentuh para pembuat kebijakan untuk memperbaiki  nasib buruh sekarang ini," ujar mantan Menteri Ketenagakerjaan itu seusai pemberian penghargaan kepada 18 pejuang kemanusiaan termasuk Marsinah & Wiji Tukul di Gedong Joeang 45 Menteng, Jakarta, Rabu (1/8/2018). Namun diakuinya,  prosesi perbaikan nasib buruh  tidak gampang dan  semudah membalikkan telapak tangan. muhai "Justru sekarang ini telah dimulai perbaikan itu melalui moratorium pengiriman pekerja migran Indonesia ke Timur Tengah dengan Permenaker nomor 260 tahun 2015," jelas Muhaimin yang juga ketua presidium Komite Nasional Penegak Konstitusi (KNPK) yang memberikan penghargaan Pejuang Kemanusiaan itu. Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar  menganugerahi 18 tokoh kemanusiaan tanah air dalam kegiatan 'Penghargaan Pejuang Kemanusiaan'  yang diterima oleh perwakilan keluarga . Ke-18 tokoh itu yakni Adnan Buyung Nasution, Baharudin Lopa, Munir, HJC Princen, Afnawi Noer, Marsinah, Harry Rusli, WS Rendra, Wiji Thukul, dan Prof Sayogyo, Prof Gunawan Wiradi, Amir Daulay, Mulayana W Kusuma, Theys Eluay, Taufiq Kiemas, Ahmad Taufik, Prof Mubyarto, serta Adi sasonoi.  (rinaldi/tri)    

Berita Terkait

News Update