ADVERTISEMENT

Disvestasi Saham PT Freeport Cuma Bohong dan Pencitraan?

Kamis, 19 Juli 2018 07:01 WIB

Share
Disvestasi Saham PT Freeport Cuma Bohong  dan Pencitraan?

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DI mata kaum oposisi, apapun langkah pemerintah sepertinya nggak ada benarnya. Lewat disvestasi saham, Indonesia kini berhasil mengusai saham PT Freeport Indonesia (PFI) dari 9,3 persen menjadi 51 persen. Tapi di mata Amien Rais dan Fuad Bawazir, itu hanya bohong-bohongan dan pencitraan Jokowi ke Pilpres 2019. Presiden Jokowi belum lama ini bilang bahwa belakangan makin banyak politisi kompor. Biasanya tukang kompor itu adanya di bilangan Cawang, sebelah selatan jembatan antara Jl. Dewi Sartika – Otista, Jatinegara. Apakah semenjak minyak tanah dikonversi menjadi gas melon, tukang kompor alih profesi jadi politisi? Ternyata bukan! Politisi kompor adalah orang parpol yang pekerjaannya tiap hari memanasi situasi, menyinyiri pemerintah. Apapun kebijakan pemerintah selalu dianggap salah. PAN lewat Wasekjen Saleh P Daulay langsung nyamber, “Malah justru statemen itu yang jadi kompor.” Begitu juga Sandiaga Uno, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra. Lupa akan jabatanya sebagai Wagub DKI, dia bilang bahwa politisi kompor itu perlu. Yang perlu kompor atau politisinya? Tentunya ya komporlah. Sebab meski sudah ada gas, masih ada saja yang pakai minyak tanah, karena masih gaptek  akan gas. Siapa yang dimaksudkan politisi kompor memang tidak dijelaskan oleh Presiden Jokowi. Yang pasti, ketika pemerintah berhasil menguasai saham PFI sampai 51 %, politisi gaek Amien Rais bilang, “Itu hanya bohong-bohongan. Sebab faktanya yang menjalankan usaha itu tetap Amerika.” Mantan Menkeu seumur jagung Fuad Bawazir yang pernah menjadi politisi PAN dan Hanura, juga menilai bahwa itu hanya sekedar pencitraan Jokowi untuk menuju Pilpres 2019. “Ngono ya ngono, ning aja ngono,” begitu katanya. Fuad Bawazir punya alasan, Kontrak Karya II itu akan berakhir tahun 2021. Jadi buat apa beli saham PFI sampai Rp 53 triliun, wong itu sama saja beli barang sendiri. Sabar sajalah, nanti juga akan kembali menjadi milik Indonesia. Mana yang benar, pemerintah atau Amien Rais-Fuad Bawazir, lihat saja perkembangannya nanti. Yang jelas, kaum oposisi itu punya karakter Emtri (M-3), yakni: mahoni (mencela), maido (menyalahkan) dan madani (mengolok-olok). – gunarso ts

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Berita Terkait