MEDAN – Sebagian masyarakat di sekitar Danau Toba meyakini tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun ada kaitannya dengan hal mistis yang 'mendiami' Danau Toba. Selain fenomena ikan mas raksasa, disebut-sebut ritual 'Manguras Tao' juga ada hubungannya. Manguras Tao yaitu ritual memberikan persembahan kepada penguasa Danau Toba, yakni Saneang Nagalaut, dan pemilik kekuatan lain yang mendiami Danau Toba seperti Partambak Simonang-monang, Partao Nabolak, dan Partao Sitio-tio. Ritual ini dilakukan untuk mencegah atau mengatasi amukan para penghuni danau yang marah karena perilaku manusia 'mengotori' danau. "Mengotori bukan hanya dalam arti membuang sampah ya. Berperilaku tidak sopan atau berbuat hal-hal tak senonoh di atas Danau Toba juga termasuk mengotori," kata Krimson Malau, tokoh adat Samosir. Tenggelamnya KM Sinar Bangun diduganya merupakan imbas kemarahan 'penguasa' Danau Toba kepada manusia. "Dahulu, kalau warga mendapat sesuatu yang aneh dari Danau Toba, harus dipertanyakan dahulu kepada tetua adat, agar tidak mengundang amarah penghuni danau," ujar Krimson. Dijelaskannya, ritual Manguras Tao dilakukan oleh 10 tetua adat dari lima kampung di Situngkir Parbaba, Samosir, yang diyakini berusia paling tua dibanding kampung-kampung lain. Sepuluh tetua adat itu akan menyerahkan persembahan berupa seekor kambing putih, diiringi musik Gondang Pangelek. Mulai dari penyembelihan kambing, hingga memasak kambing, semua dilakukan di danau. Setelah dipersembahkan, daging kambing akan dimakan seluruh masyarakat dari kelima kampung itu yang turut hadir pada ritual," terang Krimson. Seorang warga Samosir lain, Junianti Sinaga, juga mengatakan demikian. Ia menyesalkan tentang ritual Manguras Tao yang kini sudah bergeser menjadi event wisata dan hilang kesakralannya. Sudah seperti sirkus acara Manguras Tao dibuat. Dianggap sepele. Padahal itu upacara sakral dan penting," pungkas Junianti. Diberitakan, berbagai upaya telah dilakukan dalam pencarian korban atas tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Senin (18/6/2018) lalu. Sejak tenggelamnya kapal tersebut, hingga hari ke-5, total korban yang ditemukan baru 22 orang, yakni di antaranya 3 korban meninggal dunia dan 19 orang korban selamat. Sedangkan dugaan 184 korban lagi dinyatakan hilang masih dalam pencarian. Hingga saat ini, pencarian korban belum membuahkan hasil. Gelar Ritual Penduduk Pulau Samosir, khususnya Keturunan Silau Raja pun turut menggelar doa (ritual) Pangelekan (permohonan) di Perairan Danau Toba dan juga di Tao (Pulau) Malau, Samosir Jumat (22/6/2018). Menurut silsilah batak Silau Raja adalah anak lelaki bungsu Guru Tatea Bulan dan Si Boru Baso Burning. Empat abang Silau Raja adalah Raja Uji, Saribu Raja, Limbong Mulana dan Sagala Raja Silau Raja memiliki empat anak laki-laki yakni, Malau, Manik, Ambarita dan Gurning. Guru Tatea Bulan memiliki empat putri, salah seorang adalah Nantinjo yang dikisahkan memilih bunuh diri dengan menceburkan diri ke Danau Toba karena menolak dijodohkan pada lelaki yang tidak dia sukai. Keturunan Tatea Bulan, termasuk dari Silau Raja menyapa Nantinjo sebagai namboru atau bibi. "Kami marga Malau punya hubungan emosional kepada Namboru kami Nantinjo yang memiliki kekuatan di Danau Toba ini. Dengan kejadian ini, kami prihatin dan tentu berupaya dalam doa. Mudah-mudahan melalui acara doa (ritual) ini, Tuhan yang maha kuasa dan juga Namboru kami memberi kemudahan dalam pencarian korban, serta membantu orang-orang yang melakukan pencarian,"ujar Krimson Malau (Oppu Yandra). Kata Krimson, berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami marga Malau di Danau Toba, apabila mereka naik kapal jika berdoa kepada namboru Nantinjo dengan media sirih, maka cuaca bisa tenang. Disebutnya, saat ini keluarga korban banyak yang panik, sehingga mereka melakukan ritual itu. Ritual ini spontanitas mereka lakukan, sebagai kepedulian untuk turut memudahkan pencarian korban. Ritual itu dipimpin Oppu Martupa Malau dari Huta Salaon, Samosir. Dari dermaga (pelabuhan) Simanindo, mereka berangkat menuju Tao Malau menggunakan kapal. Mereka yang ada pada ritual itu adalah Marga Malau dan boru Malau sebagaimana turunan dari kelompok marga "Silau Raja" yang menyebut "Nantinjo" namborunya, atau bibi dari leluhurnya. Oppu Martupa mengenakan olos, tiba di Tao Malau memanjatkan doa-doa dengan cara kepercayaan Batak Purba. Sirih "napuran" beserta jeruk purut dijadikan media komunikasi terhadap Sang Pencipta, dan khususnya leluhur mereka yang dikenal dengan sebutan "Namboru Nantinjo". Ritual tersebut bertujuan "mangelek" atau berdoa kepada "Namboru Nantinjo" yang diyakini menjaga Danau itu. Dalam doanya, terlebih dahulu mereka memohon maaf atas keusilan manusia yang mengotori danau. Setelah itu memanjatkan doa-doa permohonan di Tao Malau. Rombongan marga Malau pergi ke tengah danau membawa sebuah piring berisi beras, sirih, dan telur ayam kampung. Usai doa di danau, kemudian mereka kembali ke daratan. Dalam hajatan ini, fokus pada doa agar tim SAR, relawan, dan semua pihak yang melakukan pencarian korban juga dimudahkan dan diberikan keselamatan. (samosir)

Kapal Tenggelam, Tokoh Adat Gelar Ritual 'Menguras Tao' di Danau Toba
Sabtu 23 Jun 2018, 10:13 WIB

Editor
[email protected] Follow Poskota
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News sekaligus ikuti WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari.
Berita Terkait

Nusantara
Perkuat Tali Silaturahmi, Satgas Yonif MR 413 Gelar Anjangsana di Kediaman Tokoh Adat Kampung Nafri
Jumat 08 Jan 2021, 22:08 WIB

Nasional
Ketua PIA AG Daerah III Koopsau III Sambangi Tokoh Ketua Adat Kabupaten Biak Numfor
Jumat 23 Jul 2021, 16:15 WIB

Nasional
Kunjungan ke Kesultanan Ternate, Presiden Dianugerahi Gelar Dada Madopo Melomo
Rabu 28 Sep 2022, 10:35 WIB
News Update

LINK LIVE STREAMING Levante vs Real Madrid di La Liga 2025/2026
Rabu 24 Sep 2025, 02:00 WIB
OLAHRAGA
Link Live Streaming Lincoln City vs Chelsea di Carabao Cup, Kick-off 01.45 WIB
24 Sep 2025, 01:05 WIB

JAKARTA RAYA
Usai Bunuh Istri, Suami di Kebon Jeruk Jakbar Langsung Serahkan Diri ke Polisi
23 Sep 2025, 22:05 WIB

TEKNO
Edit Foto Formal dengan Gemini AI, Cara Mudah Bikin Potret Profesional untuk CV dan LinkedIn
23 Sep 2025, 22:00 WIB

JAKARTA RAYA
Bus TransJakarta 3 Kali Kecelakaan, Pramudi Bakal Jalani Tes Psikologi
23 Sep 2025, 21:54 WIB

Nasional
Apakah Tenaga Honorer Non-Database Bisa Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu? Perpanjangan Waktu Pengisian DRH Masih Dipertanyakan
23 Sep 2025, 21:50 WIB





HIBURAN
Profil Meiza Aulia Coritha Isti Eza Gionino yang Ajukan Gugatan Cerai
23 Sep 2025, 21:21 WIB

TEKNO
10 Prompt Gemini AI, Cara Bikin Foto Konser Bareng Pacar Tanpa Harus Beli Tiket
23 Sep 2025, 21:20 WIB


JAKARTA RAYA
Pemuda Jakarta Bersiap! Dispora DKI Buka Pendaftaran Program Pembinaan Aktivitas Pemuda 2025
23 Sep 2025, 21:10 WIB



Daerah
Siswa SD di Purwakarta Diduga jadi Korban Perundungan, Disdik Turun Tangan
23 Sep 2025, 20:35 WIB


JAKARTA RAYA
Kemacetan TB Simatupang Berkurang, Uji Coba Lajur Tol Fatmawati Gratis Diperpanjang hingga Oktober 2025
23 Sep 2025, 20:30 WIB

EKONOMI
Cara Mudah Klaim Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Calo Langsung Cair
23 Sep 2025, 20:20 WIB
