Ini Cerita Patwih, Berburu Tiket Bus Mudik ke Magelang

Minggu 10 Jun 2018, 16:39 WIB

BAGI Patwih, mudik Idul Fitri untuk berkumpul bersama anak, suami dan orangtua menjadi kewajiban tersendiri. Asisten rumah tangga (ART) 40 tahun ini ini rela antre untuk mendapatkan tiket bus di Terminal AKAP Kalideres, Jakarta Barat. "Saya mau pulang ke Magelang, Jawa Tengah. Sudah ngantri dari pagi tapi belum dapat tiket, saya jadi lemes dan terpaksa istirahat dulu nih di sini (mushola samping terminal)," ujar ibu dua anak ini sambil meluruskan kaki, Minggu (10/6/2018). Di tempat itu, Patwih berkumpul bersama lima ART lain yang juga hendak mudik. Semuanya belum mendapatkan tiket bus sesuai tujuan masing-masing. Karena lelah, Patwih minta tolong ke temannya untuk bergantian membeli tiket di loket. Tapi hingga sore hari, temannya tersebut juga belum berhasil memperoleh tiket bus. Sementara cucu dan anak Patwih yang di Magelang, beberapa kali menelepon dan menananyakan kondisinya terkini. "Aku belum dapet tiketnya nduk. Ini masih istirahat di musola dan minta tolong ke teman yang ngantri untuk beli tiket. Ya wis to sabar ya, tar aku kabarin lagi jika sudah mau berangkat," ujarnya dari ujung telepon seluler. Perempuan lulusan SD di Magelang ini mengaku merantau ke Jakarta sejak remaja. Pendidikan terbatas membuatnya sejak tiba di ibukota hingga sekarang ini ia hanya berkutat bekerja sebagai ART. Sesekali pernah kerja di toko tapi tidak betah dan kembali lagi bekerja di rumahan. Sejak dua tahun terakhir, nenek satu cucu ini bekerja di rumah warga negara asing di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Gajinya berkisar Rp2 juta per bulan. Ia merasa betah karena majikannya familiar dan gajinya tidak pernah dipotong meski harus pulang kmapung karena urusan mendadak. Rencananya usai cuti lebaran, Patwih kembali bekerja di rumah majikannya itu. "April kemarin saya izin seminggu pulang kampung karena ada saudara nikah. Alhamdulillah gaji saya tidak dipotong bos," katanya. Pilihan untuk bekerja sebagai ART di Jakarta sebagai bekal untuk masa tuanya. Ia dan suami merencanakan akan mengisi hari tua di Magelang. Di kota kelahirannya itu Patwih sudah memiliki rumah, sebidang tanah dan sawah. Suaminya bekerja di pabrik di Magelang. Kedua anaknya perempuan. Anak sulung sudah menikah dan memberinya satu cucu laki-laki yang kini berusia lima tahun. Anaknya yang bontot naik kelas 2 SMK di Magelang. Patwih bangga meski dirinya harus puas di SD, tapi anak bungsunya berhasil bersekolah di SMK dan bahkan akan berlanjut ke perguruan tinggi. Sedangkan anak sulungnya lulusan SMP dan keburu dilamar sang pacar. "Saya bersyukur meski cuma tamat SD, anak saya yang bungsu tahun depan tamat SMK. Moga-moga bisa lanjut jadi sarjana," ungkapnya seraya tersenyum dan terlihat sebagian giginya yang ompong. Karena hanya seorang diri, Patwih tidak membawa banyak barang tapi hanya satu kopor berisi baju-baju. Serta sedikit oleh-oleh untuk cucu tersayang dan untuk sang bunda. Tak ketinggalan untuk suami dan anak bungsunya. "Tapi kapan mudiknya nih? Sampai sekarang belum dapat tiket. Duh Gusti..." keluhnya getir. (rachmi/yp)

Berita Terkait

News Update