ADVERTISEMENT

Kue, Kue, Kue Lebaran

Sabtu, 26 Mei 2018 07:45 WIB

Share
Kue, Kue, Kue Lebaran

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SEKELOMPOK ibu-ibu dan anak-anak sibuk membentuk adonan kue dengan berbagai macam motif. Sebagian sibuk menggoreng. Maka jadilah kue kembang goyang, kacang bawang, biji ketapang, wajik, dodol ketan dan lainnya. Itu kisah menjelang Lebaran zaman dulu. Tapi, beda pada era globalisasi zaman kini alias zaman now? Napain juga repot-repot mengerahkan sepasukan keluarga di dapur seharian, bahkan bisa jadi berhari-hari hanya memenuhi kebutuhan bikin kue Lebaran? Sekarang ini, semua tinggal pesan, bahkan banyak tawaran dari mulut ke mulut atau internet alias online. Sekarang Ibu mau kue macam apa? Tinggal, oke, saya pesen sekian! Maka hari itu juga kue sudah tiba. Dari yang keras, renyah, kering dan kue basah. Dengan berbagai warna dan aroma, merah,kuning,hijau atau manis,legit, asin dan rasa ramai. Mau apa lagi? Tapi, inilah yang disebut tradisi.Bagi sebagian masyarakat Indonesia, suku apa saja, atau contoh Betawi, bahwa kegiatan membuat kue sendiri secara tradisional masih dilakukan. Mereka membuat tape ketan dan uli ketan, tape uli, geplak, wajik dan dodol. Untuk apa? Ya, tradisi turun remurun yang tidak bisa digeser oleh waktu dan zaman now sekali pun. Mereka akan saling berkunjung ke sanak family pada Lebaran dengan membawa bawaan kue yang dibuat sendiri. Itu yang afdol! Ada juga sih, warga yang membawa bawaan atau buah tangan, kue hasil produksi orang lain. Ya, nggak apa-apa, karena siapa lagi kalau bukan kita yang beli dagangan kerabat? Ayo, mau pilih yang mana. Mau bikin atau mau beli? Mau yang gratis? Boleh saja, nanti pas Lebaran, silakan makan sepuasnya, kue apa saja yang bakalan tersedia di setiap meja ruang tamu warga. Oke? -massoes

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Berita Terkait