ADVERTISEMENT

Jelang Final, Keajaiban Instanbul Ada di Benak Pendukung Suporter Liverpool

Sabtu, 26 Mei 2018 07:01 WIB

Share
Jelang Final, Keajaiban Instanbul Ada di Benak Pendukung Suporter Liverpool

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LAGA AC Milan melawan Liverpool pada final Liga Champions 2005 di Istanbul, Turki, bagai membayangi ajang yang sama yang digelar musim ini di Kiev, Ukraina. Liverpool kembali ke partai puncak laga paling bergengsi Eropa ini. Kali ini, raksasa Spanyol, Real Madrid, yang menjadi lawan. Pertandingan 13 tahun lalu itu begitu dramatis. Wasit Manuel Mejuto Gonzalez menjadi pengadilan pertandingan yang ditonton 70.024 orang itu. Pertandingan baru berjalan semenit ketika Paulo madini membobol gawang The Reds yang dihawa Dudek. AC Milan menggandakan keunggulan di menit 38 melalui Hernan Crespo. Empat menit berselang, Crespo membali merobek gawang tim Inggris itu. Turun minum, AC Milan unggul telak 3-0. Namun pelatih Rafa Benitez tak mau menyerah begitu saja. Merahnya jersey yang mereka kenakan tak pantas untuk tertunduk lesu ditimpa kemalangan sebelum pertandingan belum benar-benar berakhir. Maka, ia memompa semangat pasukannya. Ia juga membuat strategi untuk meredam tekanan lawan. Maka, 15 menit yang paling menentukan pun datang. Kapten Steven Gerrard menjadi pematik semangat awal pemain Liverpool. Ia mencetak gol di menit 54. Dua menit kemudian, Vladimir Smicer memperpendek ketinggalan. Milan terhenyak dengan dua gol bertuntun. Belum pulih dari kagetnya, gennaro Gattuso yang panik membuat kesalahan dengan menjatuhkan Gerrard di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih. Xabi Alonso mengambil penalti. Sepakannya ditahan Dudek. Namun bola muntah disambarnya di menit 60 untuk merobek gawang Milan. Pemain Liverpool gembira. Skor menjadi 3-3. Ledakan kesukacitaan ditahan tim Benitez. Sebaliknya, pasukan Milan tak bisa menutup kegugupannya. Kemenangan yang di depan mata seolah lenyap dalam 15 menit! Tak ada waktu berduka, pertandingan belum berakhir. Namun perpanjangan waktu 2 x 15 menit tak juga membawa hasil. Adu penalti terpaksa dilakukan. ‘Permainan nasib’ ini berakhir dengan 2-1 untuk Liverpool. Ya, tim yang tertinggal 0-3 saat jeda itu akhirnya menjadi juara! Maka, tak salah kiranya bila kenangan manis itu menari-nari di benak setiap suporter Liverpool. Mereka berharap keajaiban Intanbul akan terjadi lagi di Kiev, Minggu (27/5/2018) diini hari WIB. Madrid memang lebih diunggulkan untuk menang. Meski terseok di liga domestik, klub bertabur bintang ini ingin mengukir sejarah dengan membuat hattrick menjuarai Liga Champions. Tapi skuat Liverpool juga bukan terdiri dari pemain ecek-ecek. Meski nama kalah mengkilat, trisula mereka cukup mumpuni untuk bisa mengulang sejarah Instanbul. Tentu ini bukan tak mungkin. (yp)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT