ADVERTISEMENT

Wakil PM Malaysia Wan Azizah: Awalnya 'Janggal' Maafkan Mahathir

Jumat, 18 Mei 2018 18:30 WIB

Share
Wakil PM Malaysia Wan Azizah: Awalnya 'Janggal' Maafkan Mahathir

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MALAYSIA- Kemelut politik Malaysia pada 1998 memaksa seorang dokter mata dan seorang ibu dari lima anak banting setir ke politik, dunia yang tak pernah ditekuninya di masa kuliah dan tak pula pernah terbayang akan digelutinya hingga 20 tahun kemudian. Namun dorongan untuk mendapatkan keadilan bagi suaminya, Anwar Ibrahim, yang dikenai dakwaan korupsi dan disusul dengan dakwaan sodomi ketika Malaysia diperintah oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad membuatnya terjun langsung ke dunia politik. Ia adalah Wan Azizah Wan Ismail, atau Datuk Seri Wan Azizah Wan Ismail jika menggunakan gelar kehormatan yang diberikan oleh sultan. Ia memimpin Partai Keadilan Rakyat yang didirikan bersama suaminya, sebagai upaya mendapatkan keadilan dan juga sebagai kendaraan untuk menjalankan agenda reformasi yang digagas Anwar. Dan setelah bersekutu dengan mantan musuh bebuyutan Mahathir Mohamad, oposisi Pakatan Harapan, termasuk PKR di dalamnya, berhasil menumbangkan Barisan Nasional (BN). Ini merupakan sejarah baru bagi Malaysia karena baru pertama kali terjadi pergantian pemerintahan sejak negara itu merdeka dari Inggris tahun 1957. Kemenangan itu pula yang mengantarkan Wan Azizah, 65, menduduki kursi wakil perdana menteri. Jabatan sama pernah disandang suaminya, Datuk Seri Anwar Ibrahim dari 1993 sebelum disingkirkan dari kabinet pada 1998. Dalam wawancara dengan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, pada Kamis malam (17/05), Wakil Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Wan Azizah, merasa yakin Perdana Menteri Mahathir Mohamad tidak akan ingkar janji melaksanakan reformasi walau mengaku awalnya 'janggal' bekerja bersama Mahathir. Berikut wawancara selengkapnya: Apa tantangan utama setelah Pakatan Harapan meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu Malaysia Rabu lalu? Kita ingin menyambut peralihan (kekuasaan dari PM Najib Rajak). Alhamdulilah transisi itu lancar sekali. Selanjutnya kita mengupayakan pembebasan Pak Anwar Ibrahim. Itu yang penting bagi kami sekeluarga. Lebih penting lagi adalah pengampunan yang menyatakan beliau tidak bersalah (Anwar dipenjara dalam kasus sodomi di masa pemerintahan PM Najib Razak). Bagaimana Anda dan keluarga besar Datuk Seri Anwar Ibrahim percaya kepada Tun Mahathir Mohamad setelah ia dipenjarakan, dimusuhi dan sekarang berubah menjadi koalisi? Kita kan orang Islam, ada maaf memaafkan dan masalah ini sudah terjadi lama. Sekarang ini Dr Mahathir bersama kita untuk mengubah negara Malaysia menjadi lebih baik lagi, melawan korupsi dan segala kepincangan dengan adanya skandal 1MDB. Indonesia sendiri telah merampas kapal yang terlibat dalam skandal itu. Ini menunjukkan bahwa kita bergadeng bahu untuk menyelamatkan negara. Ini lebih mulia. Yang lama itu sudah berlalu. Kita dan Dr Mahathir bersama-sama mengambil langkah ke depan agar lebih baik lagi. Secara pribadi apakah Anda merasa berat memaafkan Mahathir? Mula-mula mungkin terasa janggal bahwa saya bersama-sama tetapi Tun Mahathir biasa datang dan menunjukkan kesungguhan dan kegigihan untuk mengubah sistem negara yang didirikan oleh dia sendiri, dan sekarang ini menunjukkan kepincangan betapa bobroknya, betapa rusaknya sistem itu. Dia bersama kami dan mengatakan 'reformasi'. Ini yang membuat kita 'ah boleh kita satu tim'. Dan itu pula yang memberikan kemenangan yang mengalahkan tampuk kekuasaan BN yang telah begitu lama. Bagaimana rencana Anda setelah menjadi wakil perdana menteri perempuan pertama di Malaysia? Oh ya, tapi jangan lupa juga saya adalah pemimpin oposisi wanita pertama di Malaysia. Ini adalah suatu penghormatan, penghargaan. Saya bersama Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri mau negara kita ini meringankan beban sehari-hari rakyat Malaysia, yang sekarang ini merasakan beban GST (pajak barang dan jasa), harga minyak, turunnya nilai ringgit dan pengangguran terutama di kalangan anak muda. Kita mencabut GST dan akan menstabilkan harga minyak. Dan saya juga ingin melihat kemungkinan kita memberikan bantuan kepada istri-istri yang tidak bekerja formal. Pemerintah mungkin akan memberikan bantuan 50 ringgit (sekitar Rp180.000) setiap bulan agar jika terjadi sesuatu di dalam keluarga itu maka ada jaring pengaman. Bagaimana keluarga menyambut pembebasan Pak Anwar Ibrahim kali ini, setelah dia pernah dipenjara pula? Alhamdulillah memamg kita rasakan keluarga kami disatukan kembali dan sekarang bercucu. Walaupun Pak Anwar bebas, waktunya sekarang dihabiskan di masyarakat, tidak hanya untuk keluarga. Kalau dulu waktunya dihabiskan di penjara, sekarang waktunya diperuntkkan bagi masyarakat. Tetapi memang kita rasakan kebebasan itu sungguh manis sekali, terutama untuk yang terkurung, untuk Pak Anwar sendiri. Harga dan arti kebebasan sungguh bermakna. Oleh karena itu kami sekeluarga menyerukan agar ini tidak diulangi kepada siapa pun yang dizalimi.(BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT