Anak Berusia 13 Tahun Diizinkan Mengakses Gadget

Jumat, 18 Mei 2018 12:48 WIB

Share
Anak Berusia 13 Tahun Diizinkan Mengakses Gadget
JAKARTA - Asisten deputi Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Dermawan mengatakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengizinkan  anak berusia 13 tahun diperkenakan mengakses gadget. Dermawan menjelaskan,  pada usia 13 tahun, anak dinilai sudah lebih paham dan bisa menimbang hal-hal yang baik atau buruk bagi dirinya. Sehingga usia tersebut dianggap tepat bagi orang tua untuk mengizinkan sang anak bermain gadegt selama masih dalam pengawasan. Ia juga menambahkan, agar orang tua tidak membiasakan anak-anak bermain gadget secara bebas pada hari libur. Melainkan diberi batasan waktu untuk bermain gadegt. Menurutnya,   tidak mungkin kita melarang  anak-anak lepas dari gatget, karena kurikulum sekarang menggunakan teknologi semua. "Jadi orangtua harus bijak pendampingan meliterasi anak-anak. Alihkan, misal hari-hari libur ajaklah jalan-jalan keluar  dan beri kesempatan memegang gadget  selama 2-3 jam," ujar Dermawan pada Jumat (18/5/2018) di Media Center KPPPA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Menurutnya, sebuah pemikiran yang salah jika anak malah dibebaskan bermain gadget di hari libur. Karena hari libur justru waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga. "Waktu libur seharusnya dipakai untuk menyiapkan waktu luang untuk anak dengan keluarga agar kekerabatan terjalin. Biasanya kalau sering interaksi kekerasan akan jarang," tambah Dermawan. Lebih lanjut ia mengatakan apabila orang tua meminta sang anak tidak bermain gadget, sebaiknya orang tua juga mencontohkan dengan tidak bermain gadget pula. Selain itu ia juga menyarankan agar orang tua tidak menempatkan gadget, komputer atau pun laptop di kamar anak, tetapi semestinya di tempat yang di mana orang tua bisa dengan mudah mengawasi dan mendampingi. "Yang penting anak diam dengan memberikan sejumlah fasilitas teknologi, itu pemikiran yang salah yang ditanam orang tua," tegasnya. (Cw2/tri)
Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar