Kitaro Ditawar Jokowi Harga Selangit, Dongkrak Pamor Murai Trah Lampung

Minggu 08 Apr 2018, 07:35 WIB

JAKARTA - Murai batu Lampung yang sebelumnya banyak dilihat sebelah mata oleh para kicau mania, kini berbalik menyedot perhatian. Pasalnya, sejak burung trah Lampung bernama Kitaro yang berhasil menduduki podium tertinggi memperebutkan Piala Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada bulan lalu, maka penjualan murai ekor pendek trah dari daerah paling selatan Pulau Sumatera menjadi laris manis di pasaran. "Sejak berita Kitaro ditawar Presiden Jokowi dengan harga selangit menjadi viral, maka demam burung murai Lampung makin panas. Pamornya sangat terdongkrak," ujar Jumadi, agen burung di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur. Berita murai Kitaro belakangan makin menyedot perhatian sejak burung tersebut menjuarai kontes tingkat nasional pada 11 Maret 2018. Hebohnya, burung non ring itu sempat ditawar Presiden Jokowi sebesar Rp 600 juta, namun ditolak oleh pemiliknya bernama Dede dari Brebes, Jateng. Kedigdayaan Kitaro menunjukkan bahwa murai trah Lampung bisa berpenampilan spektakuler. Sejak berganti tiga pemilik mulai dari Darwin Delta dari Lampung, lalu berpindah kepada Daniel Jakarta, dan terakhir dimiliki Dede Brebes sudah meraih kejuaraan lebih dari 100 kali. "Saya kenal dengan pemilik kedua yang mana menjual kepada pemilik ketiga seharga Rp 200 jutaan," papar Jumadi yang dikenal sebagai pedagang utama murai kelas menengah ke bawah seperti trah Lampung dan Kalimantan. Menurutnya pasaran murai Lampung yang rata-rata panjang ekornya antara 15 dan 17 cm, makin diminati pelanggan. "Sejak pertengahan Maret omset penjualan naik sampai dua kali lipat," papar Jumadi yang membanderol murai Lampung bahan antara Rp 500.000 dan Rp 1 juta. Secara umum harganya sekitar setengahnya dari murai Medan yang merupakan golongan ningratnya Copshycus malabaricus. Hampir semua murai yang terdiri dari anakan trotol sampai tua tersebut merupakan hasil tangkapan hutan yang kondisinya masih gerabakan atau liar. LATIHAN MARATHON Rudy Gunawan salah satu juri kontes burung menyatakan murai trah Lampung sebenarnya mempunyai kecerdasan tinggi menirukan suara burung lain. "Dia sangat mudah dimaster dengan suara burung lain, terutama yang berkarakter mengeluarkan suara tembakan seperti cililin, love bird, gereja, kenari, dan tengkek buto," papar warga Sunter, Jakut yang juga memelihara puluhan burung kontes. "Minusnya murai Lampung terdapat pada ekornya yang tergolong pendek dan khusus yang bermental jelek akan mudah gembung alias balon saat diadu dengan lawan," sambungnya. Menurutnya di pasaran hanya sedikit murai Lampung hasil ternak karena para peternak lebih memilih trah Medan yang punya nilai ekonomi lebih tinggi. Salah satu ciri trah Lampung yang dipiara sekadarnya di rumahan, kalau berkicau sering berulang-ulang menyuarakan irama yang sama alias ngeban. "Untuk mencetak sebagai burung kontes harus dilatih secara marathon sejak muda. "Sesuai tingkat kecerdasannya yang tinggi trah Lampung harus dimaster sebanyak mungkin menggunakan aneka jenis suara burung berirama cepat. Selain itu, jadwal mandi-jemur dan formulasi makanan harus diatur rutin, serta sering diembunkan pada pagi buta," saran Rudy yang sudah cukup sering melihat trah Lanpung mengalahkan Medan. Baik Rudy maupun Jumadi menyarankan para kicau mania yang mau beli trah Lampung lebih baik pilih yang muda dan kalau bisa yang masih trotol karena jauh lebih gampang dilatih. "Kalau piara trah Lampung umurnya sudah dewasa atau tua, peluang untuk gaco kontes sangat kecil," kata Jumadi sambil menambahkan Kitaro saat dipiara pertama kali oleh pemiliknya berstatus muda hutan. Setelah dilatih marathon, Kitaro muda sering merajai lomba pada sejak tahun 2013. Dua tahun kemudian berpindah pemilik di Jakarta dan tahun 2016 diboyong ke Brebes. "Kitaro tua saat ini masih sangat berprestasi sehingga memicu kicau mania melirik ke arah Lampung. Kitaro sangat memanfaatkan kelebihannya sebagai ekor pendek dengan gerakan sangat lincah," pungkasnya. (joko/sir)

News Update