ADVERTISEMENT

Perempuan Jepang Diusir dari Arena Sumo karena ‘Kotori Kesucian’

Jumat, 6 April 2018 18:02 WIB

Share
Perempuan Jepang Diusir dari Arena Sumo karena ‘Kotori Kesucian’

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JEPANG- Seorang perempuan yang hendak memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di arena sumo Jepang, diusir wasit karena dianggap mengotori kesucian arena tersebut. Kejadian bermula ketika Wali Kota Maizuru, Ryozo Tatami, tiba-tiba roboh saat menyampaikan pidato di tengah ring sumo. Tim paramedis sontak berlari menghampiri dan salah satunya adalah perempuan. Namun, oleh seorang wasit sumo, perempuan itu langsung diusir. Tradisi Jepang memang hanya memperbolehkan pria masuk ke ring dan melarang kehadiran perempuan. Media setempat melaporkan bahwa sejumlah penonton melihat sang wasit melemparkan garam ke tengah ring setelah mengusir perempuan tersebut. Dalam budaya Jepang, garam yang dilemparkan di ring sumo sebelum pertandingan bertujuan menyucikan arena. [caption id="attachment_532506" align="alignnone" width="700"]wa;likotasumoTim paramedis bergegas menghampiri Wali Kota Maizuru, Ryozo Tatami, yang tiba-tiba roboh saat menyampaikan pidato di tengah ring sumo.[/caption] Beberapa warganet bahkan mengatakan aksi itu bermakna bahwa perempuan tersebut telah "mengotori kesucian" arena sumo. Belakangan, ketua asosiasi sumo Jepang meminta maaf kepada perempuan yang identitasnya tidak dipublikasikan. "Pengumuman (agar keluar dari panggung) dilontarkan seorang wasit yang kesal, tapi itu adalah tindakan tak patut dalam situasi yang menyangkut nyawa seseorang," ujar Nobuyoshi Hakkaku, ketua asosiasi sumo Jepang. "Kami meminta maaf sedalam-dalamnya," sambungnya. Bagaimanapun, insiden itu telah memancing komentar warganet di Jepang. "Kok kasar sih mereka melemparkan garam untuk membersihkan ring setelah perempuan itu keluar?" sebut seorang pengguna Twitter. "Ini respons terhadap seseorang yang mencoba menyelamatkan nyawa. Saya pikir bagusnya kita menabur garam di kepala ketua asosiasi sumo," tulis lainnya. Lepas dari insiden itu, Wali Kota Maizuru, Ryozo Tatami, dibawa ke rumah sakit dan kini kondisinya stabil. Ini bukan pertama kalinya kontroversi mengemuka terkait perempuan masuk ke ring sumo. Pada 2000, gubernur Osaka saat itu, Fusae Ota, meminta asosiasi sumo membolehkan dirinya masuk ke ring sumo agar dia bisa memberikan piala ke juara sumo. Namun, permintaan dia ditolak.(BBC)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT