ADVERTISEMENT

MPBI: Pemalsuan Umur Atlet Harus Diberantas

Selasa, 3 April 2018 08:39 WIB

Share
MPBI: Pemalsuan Umur Atlet Harus Diberantas

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK - Adanya kegiatan pencurian umur dalam pembinaan atlet muda berbakat di cabang olahara bulutangkis di sejumlah pengurus daerah (Pengda) tentunya sangat memprihatinkan dan tentunya menjadi salah satu batu sandungan dalam membina serta mencari bibit pemain bulutangkis yang handal untuk masa depan. “Kami sangat prihatin dengan masih adanya kegiatan pencurian umur dalam penjaringan bibit pemain berbakat maupun turnamen usia anak-anak dan ini harus dihilangkan bersama-sama,” kata Ketua Masyarakat Pemerhati Bulutangkis Indonesia (MPBI), Kurnia didampingi Ketua I MPBI, Edi Bagus Jayakarta. Masalah ini harus secepatnya diatasi oleh jajaran Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dengan Pangda di seluruh propinsi, kabupaten dan kota sehingga kegiatan pencarian pmeian atau bibit olahragawan cilik yang bakal menjadi penganti pebulutangkis nasional dapat berjalan dengan baik. “Kami telah melakukan study yang panjang, Indonesia tidak memiliki pemain tunggal putra dan putri yang diperhitungkan di mata dunia, terlebih ganda campuran. Hanya kevin dan markus yang mendapatkan keajaiban. Ini semua karena adanya pencurian umur yang sudah berjalan bertahun-tahun,” kata Edi Bagus J. Pencurian umur yang dimaksud ialah dimana anak yang usianya 2 tahun di atas ditempatkan pada yang usia di bawahnya, sehingga ketidak sesuaian usia menjadi problem anak-anak berbakat sebab anak berbakat tidak akan mampu melawan senior di atasnya. “Pencurian atau pemalsuan umur atlet harus dibrrantas. Pencuri umur penyebab utama prestasi olahraga khususnya bulutangkis terpuruk,” ujarnya. (anton/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT