Di Sini, Panglima Perang Itu Dimakamkan

Senin 02 Apr 2018, 05:00 WIB

JAKARTA - Bukan tanpa alasan nama Wijaya Kusuma menjadi salah satu nama kelurahan di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Nama tersebut berasal dari nama salah satu tokoh penting, makamnya pun sudah ada di sana selama berabad-abad. Seperti dilansir Sportourism.id, konon sosok Pangeran Wijaya Kusuma merupakan seorang penasehat dan panglima perang pada masa kejayaan Pangeran Jayakarta. Seorang Pangeran yang berjuang dan berperang melawan Belanda di Batavia sekitar abad ke-17. Menurut Handoyo, juru kunci yang juga generasi ketiga penjaga makam, nama Wijayakusuma diambil dari bahasa Jawa. Wijaya berarti kemenangan dan kusuma artinya kembang. Sehingga jika diartikan Wijayakusuma yaitu sebagai kembang kemenangan. Riwayat Pangeran Wijayakusuma sampai saat ini masih samar karena belum ada keterangan yang pasti. Namun demikian, menurut catatan Sudin Kebudayaan Jakarta Barat, Pangeran Wijaya Kusuma adalah pangeran dari Banten yang datang pada saat Jayakarta di bawah kekuasaan, Wijayakrama, atas perintah Sultan Banten, Maulana Yusuf. Penugasan ini terkait isu Pangeran Jayakarta, bahwa Wijayakrama telah bekerja sama dengan Belanda dalam pengelolaan tanah. Kemudian atas perintah Sultan Banten, Maulana Yusuf, Wijayakrama ditarik kembali ke Banten. Selanjutnya, posisi Pangeran Jayakarta, Wijayakrama, digantikan oleh putranya, Pangeran Ahmad Jakerta. Namun karena usianya masih dianggap terlalu muda untuk mengatur roda pemerintahan, ia selalu didampingi Pangeran Wijayakusuma meski saat itu perselisihan antara Belanda dengan pemerintah yang dipimpin oleh Pangeran Ahmad Jakerta terus berlangsung. Mengingat usia Pangeran Wijaya Kusuma sudah semakin lanjut, ia tidak dapat lagi mendampingi Pangeran Ahmad Jakerta secara langsung, hingga akhirnya Pangeran Wijayakusuma memisahkan diri dan mundur ke arah barat ke daerah Jelambar hingga wafat dan dimakamkan di daerah yang sekarang dikenal sebagai makam Pangeran Wijayakusuma yang berada di Kampung Gusti, Jelambar, Jakarta Barat. Mengingat nilai historisnya, makam ini telah mengalami pemugaran sebanyak tiga kali. Pemugaran pertama kali dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta pada 22 Juni 1968. Berlanjut pemugaran kedua dan ketiga oleh Walikota Jakarta Barat pada 28 Juli 1989 dan Juni 2004. Makam ini pun pernah dikunjungi mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beberapa tahun lalu. Ahok juga sempat mengajak sang juru kunci, Hadidoyo, berangkat umroh. Pantauan Poskotanews.com di lokasi, Minggu (1/4/2018), makam yang terletak di Jalan Pangeran Tubagus Angke tersebut perlu perhatian dari Pemprov DKI Jakarta. Saat memasuki area makam, nampak tumpukan daun kering yang belum disapu di sekitar makam. Beberapa tanaman juga nampak layu belum disiram. Sayangnya, penjaga makam tak ada di lokasi. Makam ini buka setiap hari dari pukul 07.00-17.00, tersedia fasilitas seperti lahan parkir, musala, dan toilet. Sebuah kotak amal juga disediakan bagi pengunjung yang ingin menyumbang secara sukarela untuk biaya perawatan makam. (cw5/tp)

News Update