BNN Ingatkan, Obat Daftar G Marak di Kalangan Pelajar di Depok

Selasa 27 Mar 2018, 19:25 WIB

DEPOK   - Jajaran Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota  Depok prihatin dan mengingatkan seluruh masyarakat khususnya kalangan staf pengajar (guru) tingkat SMP  dan SMA mewaspadai peredaran serta pemakaian obat daftar G di kalangan pelajar. "Hasil informasi yang diperoleh peredaran dan pemakaian obat daftar G di kalangan pelajar di wilayah Kota Depok tengah 'ngetren' dan marak. Obat-obatan yang diperuntukan menghilangkan rasa sakit usai operasi dan harus dibeli menggunakan resep dokter ternyata banyak dijual bebas, " kata Kepala BNN Kota Depok Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M  Rusli Lubis, Selasa (27/6). Berbicara hal itu, AKBP M Rusli didampingi Kepala Seksi (Kasie)  Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat di BNN Depok,  Kompol Sunarto. Obat-obatan daftar G memang bukan narkoba namun termasuk obat keras dan efeknya sangat mempengaruhi bagi mereka yang meminum terlebih tidak menggunakan aturan atau resep dari dokter.  "Membeli obat daftar G ini harus sesuai resep dokter," katanya. Kebanyakan yang dibeli kalangan pelajar tersebut obat daftar G yang sering disalahgunakan atau populer akhir-akhir ini adalah Trihexypenidyl (THP) atau dikenal dengan Trihex, dan Tramadol. Kalangan pelajar menyebutnya pil kuning dan informasi atau data yang diperoleh sekali meminum sekitar lima butir. Untuk itu BNN Kota Depok, meminta dan mengajak semua pihak untuk memberantas jenis-jenis narkotika, sebab penyalahgunaan narkoba sudah dalam keadaan darurat. ''Jadi butuh dukungan semua pihak untuk memberantas sampai akar-akarnya dan salah satu kepedulian masyarakat dalam penyalahgunaan narkoba dengan cara melaporkan jika ada yang mencurigakan di tengah-tengah lingkungan," kata dia. Dinkes Harus Turun Tangan Sementara itu,  Pemerhati Kota Layak Anak (KLA) Jeanne Noveline Tedja, meminta pihak berwenang khususnya Pemkot Depok melalui dinas kesehatan (Dinkes) harus turun dan bergerak maraknya peredaran penjualan obat daftar G di kalangan anak atau SMP maupun SMA/Sederajat. "Jangan sampai ada korban dan masalah besar baru sibuk turun ke lapangan jadi harus seepatnya ditangani serta diantisipasi, " ujarnya. (anton/win)

News Update