ADVERTISEMENT

Tuntut Reformasi Kepemilikan Senjata, Pelajar AS Bolos Massal

Kamis, 15 Maret 2018 13:14 WIB

Share
Tuntut Reformasi Kepemilikan Senjata, Pelajar AS Bolos Massal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AMERIKA SERIKAT – Ribuan pelajar dan  karyawan sekolah di berbagai kota di Amerika Serikat menghentikan sementara kegiatan belajar-mengajar pada Rabu (14/3/2018) waktu setempat untuk menuntut reformasi kepemilikan senjata api. Aksi yang digelar persis satu bulan berselang setelah penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Negara Bagian Florida, dimulai pada pukul 10.00 di bagian timur AS dan berlanjut ke zona waktu bagian barat. Penyelenggara aksi tersebut, yang juga menyelenggarakan Pawai Perempuan menentang pelantikan Donald Trump sebagai presiden pada Januari 2017, menyeru kepada semua pelajar, guru, karyawan tata usaha sekolah, orang tua, dan sekutu untuk ambil bagian. Dalam situs penyelenggara aksi bolos, mereka menuding Kongres AS tidak melakukan apa-apa selain mencuit doa dalam menanggapi kekerasan bersenjata yang melanda sekolah dan permukiman. 'Lindungi Orang bukan Senjata' Di SMA Parkland, yang menjadi lokasi kematian 17 orang, ribuan siswa berjalan secara perlahan ke lapangan sekolah dan berpelukan satu sama lain diiringi tepuk tangan sanak saudara dan pendukung. Kepala Sekolah, Ty Thompson, menyeru kepada mereka untuk mengadakan "acara berpelukan terbesar". Sekolah lain yang turut berpartisipasi dalam aksi tersebut adalah SMA Columbine di Negara Bagian Colorado, tempat penembakan pada 1999 yang menewaskan 13 orang. Brentwood School Los Angeles students march out of their campus in solidarity with students across the country for the National School Walkout in Los Angeles Aksi protes juga diikuti para pelajar di sekitar Washington DC yang berkumpul di luar Gedung Putih sembari berteriak "Cukup sudah" dan mengusung beragam poster bertuliskan "Lindungi Orang, Bukan Senjata". Ada juga sejumlah pelajar yang berkumpul di Capitol Hill dan disambut pemimpin fraksi Demokrat di Senat serta DPR, Chuck Schumer dan Nancy Pelosi. "Kami semua terharu dengan kefasihan dan keberanian kalian untuk mencegah kekerasan bersenjata," ujar Pelosi. "Terima kasih telah menyampaikan desakan kalian untuk perjuangan ini, ke pintu Amerika, ke pintu perwakilan rakyat Amerika Serikat," sambungnya Selain di Washington DC, demonstrasi juga dilakukan di New York. Ratusan pelajar dari SMA Fiorello H LaGuardia—yang sebagian besar memakai kostum oranye sebagai lambang gerakan reformasi kepemilikan senjata berpawai di Manhattan.

"Doa dan ucapan simpatik tidak cukup," sebut sebuah poster yang mereka usung.

mengusung poster bertuliskan, "Saya seharusnya menyusun Gubernur New York, Andrew Cuomo, bergabung dengan para pelajar untuk mengikuti aksi simbolik terlentang di tengah jalan kawasan Manhattan. Akan tetapi, tidak semua pihak mendukung aksi tersebut.

Sejumlah sekolah melarang para siswa mengikuti demonstrasi menuntut kepemilikan senjata api, seperti sebuah sekolah di Texas yang mengancam akan menskorsing tiga hari kepada pelajar yang berdemo.

"Kami akan memberikan sanksi, tidak peduli apakah yang terlibat satu pelajar, 50, atau 500," kata penilik sekolah dikawasan Needville, Curtis Rhode.

Serangan di SMA Parkland, Florida, terjadi pada 14 Februari lalu dan bertepatan dengan Hari Valentine. Insiden itu adalah penembakan di sekolah yang paling fatal sejak 2012.

Sebanyak 14 siswa dan tiga karyawan sekolah tewas saat itu.

Pihak kejaksaan kini berupaya menuntut agar pelaku yang merupakan mantan siswa di SMA tersebut—dihukum mati atas tuduhan pembunuhan berencana.(tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT