Ini Rangkaian Upacara yang Dilakukan Umat Hindu Sebelum Nyepi

Kamis, 15 Maret 2018 12:31 WIB

Share
Ini Rangkaian Upacara yang Dilakukan Umat Hindu Sebelum Nyepi
JAKARTA – Sejumlah rangkaian upacara digelar menjelang Hari Raya Nyepi.   Di antaranya upacara Melasti, Mepepade (pensucian binatang korban), dan Tawur Kesanga. Di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta, Melasti sudah dilaksanakan pada Minggu (11/3/2018), Mapepade juga telah dilaksanakan kemarin (14/3/2018), sedangkan Tawur Kesanga baru akan dilakukan Jumat (16/3/2018). "Persiapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi, sudah sejak tanggal 11 maret yaitu upacara Melasti, kemudian upacara Mapepade pada tanggal 14 Maret, yaitu upacara pensucian binatang yang akan kita korbankan untuk tawur,” I Gusti Made Agung Nugraha, Pemangku Pura Aditya Jaya, Rawamangun, pada Kamis (15/3/2018). Binatang yang disucikan itu, lanjutnya,  adalah 5 ekor ayam, yang terdiri dari ayam putih (putih siung), ayam merah, ayam hitam, ayam 4 warna dan ayam panca warna. Kewangen Ia menambahkan, tidak hanya ayam saja yang akan dijadikan korban untuk upacara, namun juga ditambah dengan seekor kambing, anjing blang bengkem, angsa, dan dua macam bebek. (Baca :  Jelang Nyepi, Umat Hindu di Jakarta Siapkan Upacara Tawur Kesanga di Pura Aditya Jaya) “Kelima hewan ini disebut caru panceklut. Namun hewan-hewan ini bukan sembarang hewan yang bisa dikorbankan begitu saja. Hewan ini harus disucikan terlebih dahulu, yang upacaranya sudah dilaksanakan kemarin,” jelas I Gusti Made Agung Nugraha. Sedangkan Tawur kesanga yang akan diadakan esok hari, lanjutnya,  bertujuan untuk memohon kedamaian, ketentraman serta kemakmuran. "Tujuan memohon ke hadapan Sanghyang Widhi Wasa dan menghantar upeti kepada ibu pertiwi agar kita selalu diberikan kedamaian, tentram dan kemakmuran. Biar kita ini selalu dijauhkan dari goda-godaan setan, " tambahnya. Pada Tawur Kesanga ini akan dilakukan upacara berupa pencaruan, pencucian alam dan bersembahyang. Setelah acara tersebut, akan dilakukan ngeruak caru. "Baru ngeruak caru, yaitu  memohon kedamaian. Selesai itu baru kita bagikan nasi tawur itu untuk di rumah umat masing-masing pada waktu melakukan pengerupukan," terang I Gusti Made. Ia menambahkan, pada pengerupukan masing-masing umat hindu akan keliling rumah dengan obor dan kentungan. Jika di Bali, maka akan dilanjutkan dengan ogoh-ogohan, namun di Jakarta tidak melakukan pawai tersebut. "Pengerupukan itu kalau di Bali disertai pawai ogoh-ogoh. Tapi kita di Jakarta, tidak mengadakan pawai ogoh-ogoh karena kita liat situasi dan kondisi." tuturnya.(Cw2/tri)
Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar