Kamis, 22 Februari 2018 19:25 WIB
JAKARTA –Maraknya penyerangan terhadap ulama akhir-akhirnya mendorong PPP membentuk tim pencari fakta. Tim sudah diterjunkan ke berbagai lokasi untuk mengumpulan fakta. "Tim sudah melaporkan hasilnya, diantaranya ada tindakan sistematis hingga terjadi 20 penyerang. Dari penyerangan itu 15 diidentifikasi dilakukan orang gila,” kata Ketua Umum PPP Rohmahurmuziy, Rabu (22/2). Selain tindakan yang sistematis, modusnya mirip sehingga hampir tidak mungkin bila kejadian itu tidak didesain oleh pihak-pihak tertentu. “Dari situ bisa dilihat bahwa peristiwa penyerangan ini hampir tidak mungkin sebuah kebetulan. Misalnya dilakukan oleh orang gila, waktunya hampir bersamaan dan terjadi di beberapa tempat,” ujarnya. Dari laporan tim tersebut, PPP dilakukan analisis hingga mengarah kepada pihak yang punya kemampuan. "Nah, persoalannya adalah siapa mereka? Ada dua, apakah itu dari kelompok berkuasa atau kelompok yang pernah berkuasa,” ujarnya. Kelompok berkuasa, menurut Romy, bukan berarti pemerintah, tapi orang-orang yang memiliki kekuatan melakukan tindakan sistematis dan terencana. Menurut Romy, ada beberapa pesan dari kejadian tersebut, diantaranya mengesankan bahwa negara tidak aman dengan pimpinan sipil. Hal ini mirip-mirip dengan masa menjelang berakhirnya Orde Baru. Kondisi ini, kata Romy, tidak tepat bila diarahkan penguasa sekarang. Karena saat ini yang berkuasa sipil, sehingga tidak mungkin melakukan tindakan yang memancing. “Ibarantanya menepuk air didulang terpercik muka sendiri,” katanya. Romy memperkirakan, pelakunya adalah pihak yang pernah menjadi orang kuat. “Siapanya tentu polisi, aparat intelijen yang bisa menggali lebih jauh," katanya.(us)
Berita Terkait
3 jam yang lalu
3 jam yang lalu
3 jam yang lalu
4 jam yang lalu
6 jam yang lalu
7 jam yang lalu
Berita Terkini
0 Komentar
Berita Terpopuler