Petani Desa Situraja Butuh Sumur Pantek

Sabtu 10 Feb 2018, 19:01 WIB

INDRAMAYU - Lahan pertanian tadah hujan alias lahan pertanian non irigasi teknis yang hanya mengandalkan air hujan di Kawasan Hutan yang dikelola para petani luasnya mencapai ribuan hektar. Umumnya lahan pertanian tadah hujan itu ditanami padi dan memerlukan pemecahan masalah, khususnya mengenai pasokan kebutuhan air irigasi yang belum terjangkau.

Ketiadaan sarana irigasi pada lahan pertanian tadah hujan memaksa para petani memutar otak alias tidak menyerah begitu saja. “Para petani mencari solusi  membuat sumur-sumur pantek atau sumur tanah yang airnya  disedot ke luar menggunakan mesin pompa guna  mengairi lahan pertanian tadah hujan di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jabar,” ujar Kepala Desa Situraja, Saca dijumpai Pos Kota, Sabtu (10/2/18).

Masalahnya,  kata Kades Situraja, keberadaan sumur-sumur pantek itu jumlahnya masih sedikit,  sehingga tak sebanding dengan luas areal pertanian tadah hujan.  Hanya sebagian kecil  lahan pertanian tadah hujan yang ditanami padi itu dilengkapi sumur pantek. Dengan kata lain  masih banyak  lahan pertanian tadah hujan yang sama sekali belum tersentuh sumur pantek.

 “Masih banyak lahan pertanian tadah hujan yang  kekurangan air,  karena lahan pertanian itu hanya mengandalkan air hujan,” kata Kuwu Desa Situraja Saca  didampingi Raksa Bumi Encim Mulyana dijumpai Pos Kota di kantornya.

Menurut Kuwu Saca, wilayah Desa Situraja, Kecamatan Gantar memiliki areal seluas 2.777 Hektar (Ha). Dari luas areal itu,  separuhnya atau 1.250 Ha merupakan lahan pertanian tadah hujan yang ditanami padi. Lahan pertanian itulah yang saat ini memerlukan sumur pantek beserta mesin pompa air. “Karena itu kami berharap kepada instansi terkait agar memogramkam bantuan sumur pantek bersama mesin pompa air guna  membantu para petani di Desa Situraja,” ujarnya.

Dikatakan, pengoperasian satu unit mesin pompa menyedot air  sumur pantek  bisa mengairi sawah seluas setengah hektar dan cukup untuk bertahan dalam jangka waktu seminggu. Biaya   yang dibutuhkan membuat 1 unit sumur pantek mencapai  Rp1,2 juta.

 Kades Situraja Saca menambahkan, berdasarkan hasil pendataan,  jumlah petani pemilik sumur pantek dan mesin pompa air baru mencapai  500 orang, sementara luas  lahan pertanian tadah hujan di Desa Situraja mencapai 1.250 Ha. Dengan demikian, masih banyak lahan pertanian tadah hujan di desa itu yang membutuhkan sumur pantek. Karena itu ia berharap kepada instansi terkait agar memogramkan bantuan sumur pantek untuk membantu para petani di Desa Situraja.  (taryani/d)

News Update