Semburan Gas Liar di Indramayu Kian Meluas

Jumat 26 Jan 2018, 17:54 WIB

INDRAMAYU - Bencana alam semburan gas di Desa Sukaperna dan Pagedangan Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, semakin lama bukannya semakin surut atau berkurang malah semakin bertambah parah. Semburan gas baru makin bertambah banyak. Kini sudah melebihi 200 titik. Bahkan, kemarin, warga di RT.12 Desa Sukaperna dibuat kaget dan tidak nyenyak tidur. Itu gara-gara muncul suara ledakan yang cukup keras dibarengi dengan keluarnya semburan gas bertekanan tinggi pukul 01:00 WIB saat masyarakat terlelap tidur. Warga sekitar tiba-tiba terbangun karena kaget mendengar suara ledakan dan tak lama muncul semburan gas bertekanan tinggi menjulang ke udara, kalau siang hari setinggi 15 Meter tetapi malam hari tingginya bisa mencapai 20 Meter. “Apabila siang hari tinggi semburan gas itu mencapai 15 Meter. Namun pada malam hari tekanannya makin tinggi hingga menjulang ke udara melebihi 20 Meter,” ujar Karyawati Badan Peranggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Hari Nuryani. Menurut Hari Nuryani, semburan gas bertekanan tinggi itu posisinya berdekatan dengan rumah warga. Gas itu menyembur ke atas menjulang tinggi disertai suara berdesis dan letupan mirip ledakan senjata pistol dengan frekwensi yang cukup rapat. Setiap 5 detik hingga 10 detik terjadi letupan. Suara letupan dan desis gas itu membuat bising di telinga warga. Karena itu warga sekitar dilanda rasa cemas dan takut. Terlebih, BPDB belum dapat merekomendasikan kepada pemilik rumah untuk berpindah ke lokasi lain yang lebih aman. “Kalau untuk merelokasi warga yang ada dalam titik bahaya semburan gas itu sebenarnya bukan kewenangan BPBD. Tetapi kewenangan instansi lain,” ujarnya. Mengingat kegiatan evakuasi warga terdampak semburan gas itu menjadi kewenangan instansi lain, dalam hal ini Pertamina EP, maka sampai dengan saat ini, katanya para penghuni rumah yang dekat dengan semburan gas bertekanan tinggi itu belum aman tinggal di rumahnya. “Meskipun demikian sebagai Karyawati BPDB Indramayu memiliki tanggungjawab moril, menyelamatkan masyarakat dari jangkauan bahaya semburan gas. Khususnya semburan gas bertekanan tinggi yang mencapai ketinggian 20 Meter,” ujarnya. Kata Hari Nuryani, lubang semburan gas itu mengeluarkan material dari perut bumi berbeda-beda. Ada lubang yang dominan mengeluarkan air dan lumpur pasir bercampur gas. Ada juga lubang yang bertekanan tinggi, mengeluarkan gas, pasir dan sedikit air. “Lubang bertekanan tinggi inilah yang membahayakan kesehatan maupun keselamatan masyarakat,” katanya. Dikatakan, selama beberapa hari petugas BPBD ini diterjunkan di Posko Penanggulangan Bencana Semburan gas di Desa Sukaperna. Tugasnya memantau masyarakat terdampak semburan gas. “Kami selalu memberikan penjelasan bahwa masyarakat harus waspada karena semburan gas itu berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan juga mengganggu kenyamanan. Banyak warga yang mengeluh perutnya mual-mual dan kepalanya pusing menghirup udara yang tercampur gas,” ujarnya. Petugas BPBD Kabupaten Indramayu bersama petugas dari instansi lain pun setiap hari terpaksa harus menggunakan masker pengaman. Karena menghirup udara bercampur gas itu lama-lama membikin pusing dan mual. “Terlebih kalau malam hari, bau gas di Posko Penanggulangan Bencana Semburan Gas itu sangat menyengat. Kami tak sulit tidur di posko, kalau wajah tidak ditutup masker,” ujar karyawan BPBD Kabupaten Indramayu. Bupati Indramayu Hj.Anna Sophanah sudah meminta Pertamina agar secepatnya menangani semburan gas yang jumlahnya makin bertambah banyak dan kini sudah mencapai lebih dari 200 titik semburan di Desa Sukaperna dan Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana itu. Namun nyatanya hingga Jum’at (26/1/18) belum ada penanganan serius. Yang terjadi malah semburan gas bertekanan tinggi makin bermunculan dimana-mana. Semakin menambah rasa takut dan panik masyarakat. (taryani/b)

Berita Terkait
News Update