Engkong Berusia 85 Tahun Ini, Tak Kenal Lelah Mengais Rejeki

Kamis 25 Jan 2018, 01:23 WIB

ENGKONG Jaan, 85, penjual buah keliling, ini bisa jadi contoh gigihnya perjuangan bagi generasi jaman now. Meski usia telah uzur, namun semangat berjuang tak kenal lelah. Sejak pagi matahari belum juga muncul, Engkong Haji Jaan sudah mendorong gerobaknya yang berisi buah untik dijual. Menyusuri jalan kpmplek Pemda Jatiasih sejauh sekitar 1 kilometer. "Kalau tidak gini (narik gerobag), ya mau makan apa," katanya saat ditanya alasan masih berjulan buah meski sudah tua kepada Pos Kota, beberapa waktu lalu. Memang, semangat engkong ini luar biasa. Meski dengan susah payah, pria dengan sembilan putra yang semua sudah besar ini pantang menyerah. Ia juga tak mau mengandalkan belas kasihan anaknya. Maka, dengan sekuatnya dia rela berjualan rambutan. Mangkal di Jalan Raya Komplek Pemda, menunggu pengguna jalan yang membeli. Sejak pagi, bahkan sampai sore. "Sampai habis aja. Ya kadang nggak habis," katanya. PEMBELI BERKURANG Pria yang berangkat haji pada tahun 1985 ini memang tahu benar kalau minat warga membeli buah, seperti rambutan berkurang. Hal ini akibat kondisi sulitnya mencari uang. "Ya mungkin mereka lebih memilih buat beli beras," katanya. Menyinggung beras, penjual rambutan keliling ini lalu beralih ke harga beras yang kini tengah mahal. Biasanya yang harga Rp 9000 saat ini sudah 11 ribu. Dia bahkan menduga harga beras akan terus naik. Kalau sudah begini, dia hanya bisa pasrah. Kong Jaan lalu membandingkan saat masa remajanya dulu. Ketika kawasan yang saat ini Komplek Perumahan masih berupa sawah. Saat itu harga beras murah. Kemudian berkembang saat sudah mulai beralih ke perumahan, dia menjadi ketiban berkah karena mendapat komisi jualan tanah. "Dari komisi itu yang Rp 12 juta saya dan istri berangkat haji. Alhamdulillah. Lha saat ini orang Bekasi asli sini malah banyak yang kegusur pindah," katanya. Bukan karena predikat haji, engkong yang satu ini tak pernah meninggalkan kewajiban salat lima waktu. Meski sedang berdagang dengan gerobaknya, dia selalu salat dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang tempat berjualannya. (chotim/bu)

Berita Terkait

News Update