Melongok Trik Fotografer Hantu ke Tempat Angker

Sabtu 30 Des 2017, 12:39 WIB

DEPOK (Pos Kota) - Fotografi merupakan hobi yang dilakoni banyak orang. Namun, bagaimana jika objek fotonya seperti hal-hal gaib semacam hantu? Mungkin terdengar tidak biasa. Pada kenyataanya, hobi yang disebut dengan istilah fotografi hantu tersebut memang benar-benar dilakukan oleh sejumlah pecinta fotografi. Namun, masih segelintir saja. Mereka yang acapkali memburu objek foto di kelam malam ini, tergabung dalam komunitas bernama Ghost Photography Community. Ghost Photography Community atau sering disingkat “GPC” ini didirikan sejak 15 November 2013 lalu. Komunitas yang berbasis di Depok tersebut berbagi kisah pengalaman memotret tempat-tempat angker di Indonesia kepada poskotanews.com, Sabtu (30/12/2017). Anti-Mainstream Pendiri GPC Mickey Oxcygentri, mengungkap alasan mengapa komunitas dibentuk. Mickey berkata, ia secara pribadi ingin mendirikan komunitas dengan hobi fotografi yang tidak mainstream. Ia juga mengaku bosan dengan objek fotografi yang diambil karena temanya itu itu saja. “Saya ingin (fotografi) yang anti-mainstream. Kenapa tidak coba mengabadikan dunia lain dengan teknologi?” ujar pria yang juga merupakan dosen ilmu komunikasi ini. Menurut Mickey, mengumpulkan anggota komunitas GPC juga bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, tidak semua orang menyukai fotografi, terlebih jika dikaitkan dengan dunia gaib. Oleh karena itu, ia membuka kesempatan bagi siapa saja untuk bergabung, asal dengan syarat anggotanya harus berani dan benar-benar punya rasa ketertarikan yang tinggi dengan hal-hal yang berbau mistis. Saat ini, anggota komunitas di laman Facebook GPC sudah mencapai 800. Namun, anggota yang mengikuti hunting di beberapa tempat biasanya mencapai 30 orang. Beda kasus dengan yang belakangan ini baru dilakukan, contohnya, saat menyambangi lokasi rumah angker film Pengabdi Setan beberapa waktu lalu, jumlah anggota bisa membludak. Anggota baru pun diperkenankan boleh langsung bergabung saat hunting. “Soal ilmu fotografi sih mungkin nomor sekian, itu nanti kan juga bisa didapatkan pas hunting bareng. Yang penting, yang mau masuk GPC itu harus punya curiosity yang tinggi dan tidak penakut. Mental jasmani dan rohani juga harus baik,” terangnya. Selain itu, Mickey juga mengungkap salah satu hal unik dan anti-mainstream yang membedakan GPC dengan komunitas-komunitas fotografi lainnya. GPC sendiri, jelasnya, lebih mengandalkan ilmu sains dan teknologi dalam mengambil objek. Jadi, komunitas sama sekali tidak menggunakan sesuatu yang berbau klenik atau berkaitan dengan ritual tertentu ketika hendak mencari objek gaib yang ingin difoto. “Sebelum hunting, kami itu selalu riset. Kami selalu mengecek keakuratan tempat yang akan didatangi. Jadi kami tidak main ilmu-ilmuan, atau sesuatu yang berhubungan dengan ritual. Itu bukan GPC. Kami justru memanfaatkan semua teknologi untuk bisa mencari yang tak bisa dilihat mata manusia pada umumnya,” ungkap Mickey. Soal tempat, Mickey berujar banyak lokasi angker yang sudah dikunjungi komunitas. Tetapi, lingkup wilayahnya masih terbatas di Jabodetabek. Paling jauh pun masih dalam cakupan wilayah Jawa. Ke depannya, GPC ingin mengeksplor lokasi-lokasi angker yang ada di seluruh Indonesia. “Kami biasanya ke kuburan, atau tempat-tempat yang sudah tak dihuni. Ada banyak, bekas pabrik, bioskop kosong, bahkan area open space seperti lapangan juga kami sambangi. Yang pasti sih waktunya malam hari ya,” tuturnya. (mo2/win)


Berita Terkait


News Update