ADVERTISEMENT

Kapolres Jakbar: 2017 Kejahatan Menurun, Masalah Narkotika Naik

Jumat, 29 Desember 2017 13:02 WIB

Share
Kapolres Jakbar: 2017 Kejahatan Menurun, Masalah Narkotika Naik

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) -  Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi  mengatakan selama satu tahun terakhir jajarannya telah bekerja dengan baik, karena banyak mengungkap kasus tindak pidana. Namun, ia juga mengakui masih ada beberapa kasus yang masih mangkrak. "Dinamika kejahatan terjadi satu tahun, kita lihat dari aspek represif, kinerjanya cukup baik," kata Hengki di kantorya, Jumat, (29/12/2017). Hengki merinci, dari kasus yang terdata di jajaran Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Jakarta Barat pada tahun 2016 dibanding tahun 2017 mengalami penurunan hingga 23 persen. Pada Tahun 2016 terdapat total 1.969 kasus terdiri dari 814 kasus yang ditangani SatReskrim Polres Jakbar dan 1.155 yang ditangani Polsek jajaran Polres Jakbar. Sedangkan pada Tahun 2017 sebanyak 1.511 kasus terdiri dari 724 kasus yang ditangani SatReskrim Polres Jakbar dan 787 yang ditangani Polsek jajaran Polres Jakbar. "Terkait crime index sebelas macam kejahatan alami penurunan 23 persen, ungkap juga kasus menonjol dan menangkap premanisme 647 orang, 119 di antaranya dikirim ke pengadilan dan sisanya 528 pembinnaan," kata Hengki. Sedangkan, untuk Satuan Reserse Narkoba terdapat kenaikan hingga 27 persen dari tahun 2016 dibanding Tahun 2017. Pada Tahun 2016 terdapat 970 kasus penyalahgunaan narkotika dengan rincian 554 kasus ditangani Sat Resnarkoba dan 416 kasus ada di Polsek Jajaran, sedangkan pada Tahun 2017 tercatat sebanyak 1.231 kasus dengan rincian 561 kasus ditangani Satresnarkoba dan 670 kasus ditangani Polsek Jajaran. "Sedangkan crime index narkoba mengalami peningkatan 27 persen. Artinya, narkoba ini berbeda karena semakin aktif polisi menindak maka semakin naik," ucap Hengki. Kapolres akui untuk trend kejahatan jika dilihat mulai bulan Agustus 2017 hingga November 2017 mengalami peningkatan sebanyak 127 persen. "Mengapa demikian?, jadi sebenarnya secara represif polisi sudah bekerja, tapi kurang maksimal dalam preemtif dan juga prefentif. Preemtif ini peran serta masyarakat peran serta stake holder kemudian bagaimana kita meniadakan kesempatan orang untuk meniadakan orang melakukan kejahatan. Kami akui dengan rendah hati ini kurang maksimal," pungkas Hengki. (Yendhi/win) https://youtu.be/uDwVdyHd3hY

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT