ADVERTISEMENT

Minta Dukungan PM Israel Malah Dikecam Presiden Macron

Selasa, 12 Desember 2017 08:29 WIB

Share
Minta Dukungan PM Israel Malah Dikecam Presiden Macron

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PRANCIS – Niat meredakan kecaman pasca Presiden Donal Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Perdana Menteri Israel  malah menui kecaman. Saat mengunjungi Prancis , ia justru mendapat pernyataan pedas dari Presiden Emmanuel Macron. Macron mengatakan kepada Netanyahu bahwa keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah "ancaman terhadap perdamaian". Dalam konferensi pers bersama dengan PM Netanyahu di Paris, Macron memulai pidatonya dengan mengutuk "semua serangan dalam beberapa jam dan hari terakhir" kepada Israel. Macron berkata, dia telah berbincang dengan Netanyahu dan berkata padanya bahwa pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem adalah "ancaman terhadap perdamaian" dan "kami menentangnya". "Saya memaksa perdana menteri untuk menunjukkan keberaniannya dalam menangani Palestina untuk membawa kita semua keluar dari jalan buntu ini," kata Macron. "Berikan kesempatan pada perdamaian." Lebih jauh, Macron mengusulkan kepada Israel untuk membekukan proyek pendudukan dan mengambil langkah-langkah untuk memenangkan rasa percaya dari otoritas Palestina. Netanyahu tidak setuju dengan Macron. "Paris adalah ibu kota Prancis; Yerusalem adalah ibu kota Israel. Kota ini sudah menjadi ibu kota Israel selama 3.000 tahun dan negara Yahudi selama 70 tahun." PM Israel ini lantas mengatakan bahwa proses perdamaian baru bisa maju apabila Palestina bisa menerima bahwa "Yerusalem telah menjadi ibu kota bagi orang-orang Yahudi dan bukan ibu kota bagi negara yang lain". Netanyahu juga berkata, dia dan Macron setuju "harus menghentikan sumber ketidakstabilan di Timur Tengah, yaitu Iran". Dia menambahkan: "Iran mencoba untuk membuat basis angkatan darat, udara, dan laut di Suriah untuk memerangi dan menghancurkan Israel. Kami tidak akan memberi toleransi." Selain panen kritik dan kecaman dari seluruh dunia, Presiden AS pada Rabu (6/12) pekan lalu mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut Trump, Kementerian Dalam Negeri AS telah dikomando untuk mempersiapkan relokasi kedutaan besar AS di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem. Perubahan dramatis dalam kebijakan Yerusalem dari Washington ini memicu demonstrasi di wilayah pendudukan Palestina, Turki, Mesir, Yordania, Algeria, Irak, Indonesia, dan negara-negara lainnya. Yerusalem masih menjadi pusat konflik Israel-Palestina, dengan Palestina mengharapkan Yerusalem Timur yang sekarang diduduki oleh Israelmenjadi ibu kota negara Palestina kelak.(Tri)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT